Previous PageTable Of ContentsNext Page

Pelajaran 3:Ucapan Syukur dan Doa bagi Gereja Filipi
(1:3-11)

I. Terjemahan

3 Aku mengucap syukur kepada Allahku setiap kali aku mengingat kamu. 4 Dan setiap kali aku berdoa untuk kamu semua, aku selalu berdoa dengan sukacita. 5 Aku mengucap syukur kepada Allahku karena persekutuanmu dalam Berita Injil mulai dari hari pertama sampai sekarang ini. 6 Akan hal ini aku yakin sepenuhnya, yaitu Ia, yang memulai pekerjaan yang baik di antara kamu, akan meneruskannya sampai pada akhirnya pada hari Kristus Yesus. 7 Memang sudahlah sepatutnya aku berpikir demikian akan kamu semua, sebab kamu ada di dalam hatiku, oleh karena kamu semua turut mendapat bagian dalam kasih karunia yang diberikan kepadaku, baik pada waktu aku dipenjarakan, maupun pada waktu aku membela dan meneguhkan Berita Injil. 8 Sebab Allah adalah saksiku betapa aku dengan kasih mesra Kristus Yesus merindukan kamu sekalian. 9 Dan inilah doaku, semoga kasihmu makin melimpah dalam pengetahuan yang benar dan dalam segala macam pengertian, 10 sehingga kamu dapat memilih apa yang baik, supaya kamu suci dan tak bercacat menjelang hari Kristus, 11 penuh dengan buah kebenaran yang dikerjakan oleh Yesus Kristus untuk memuliakan dan memuji Allah.

II. Garis Besar

III. Ucapan Syukur dan Doa
(1:3-11)

Paulus mengucap syukur (eucharisteo„) setiap kali dia mengingat mereka. Suatu hal yang umum dalam menulis surat didunia sekuler untuk memulai surat baru dengan ucapan syukur pada Tuhan.19 Jadi apa yang Paulus tunjukan disini ditemukan juga dalam budaya saat itu. Tapi ada beberapa perbedaan penting termasuk pengakuan pribadinya terhadap Tuhan sebagai Allahku. Hanya ada 2 contoh dimana Paulus menyatakan (dalam doa pembukaannya) Tuhan sebagai Allahku, yaitu, dalam Romans 1:8 dan Philemon 4. Hal ini menjadi kasus dalam 1 Cor 1:4 walau teksnya ada beberapa keraguan. Formula sederhana: “kami berterima kasih pada Tuhan” juga ditemukan dalam 1 Thess 1:2 and Col 1:3.

Dibanyak kesempatan, Paulus menunjuk Tuhan sebagai Allahku20 yang menunjukan kedekatan dengan Tuhan dan ekspresi itu sendiri mungkin datang dari mazmur. Saat pemazmur berseru pada Tuhan tentang musuh-musuhnya dia memohon pada Tuhan: “bangkitlah O Tuhan, Selamatkan aku, O Allahku …” (Ps 3:7). Daud berseru pada Tuhan untuk pertolongan, memohon dengan sungguh-sungguh kepadaNya dengan berkata, “dengarkan suara permohonanku, rajaku dan Allahku, kepadaMulah aku berdoa.” Dan saat Daud melarikan diri dari Saul dia berdoa: “Aku mengasihiMu, O Tuhan, kekuatanku. Tuhan adalah batu karangku, kota bentengku dan keselamatanku; Allahku adalah batu perlindunganku tempat aku berlindung.” Betapa bagian ini menunjukan suatu kedekatan Paulus dengan Tuhan selama keadaan yang sulit dipenjara.

Ada beberapa petunjuk dalam Philippians yang menunjukan kedekatan hubungan pribadi dengan Tuhan dalam keadaannya yang sulit. Pertama, sebagai hasil dari kedekatannya dengan Tuhan, Paulus sangat berharap dan yakin, bahwa apapun keadaaannya, dia tidak akan mendapat malu. Dia yakin bahwa dia memiliki keberanian yang cukup sehingga Kristus selalu dimuliakan melalui dia, baik dalam hidup atau matinya (1:20). Hal ini hanya bisa ada sebagai hasil kedekatannya dalam Kristus (John 15:7-8). Kedua, rasul melanjutkan dengan “baginya hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan” dan lebih memilih “berpisah dan bersama dengan Kristus” (1:21-23). Ketiga, dia bersukacita dalam pelayanannya kepada orang Filipi walau itu sangat mahal bagi dia dan tidak yakin dengan hasilnya (2:16-18).21 Keempat, penderitaannya telah membawa dia ingin lebih mengenal Kristus lebih daripada yang lainnya. Dia berbicara tentang mengenal Kristus dalam pengertian mengenal kuasa kebangkitanNya, hubungan berbagi dalam penderitaan Kristus, sesuai dengan kematianNya, dan bangkit dari kematian (3:10-11). Ada banyak hal lagi dalam surat ini yang bisa kita bicarakan. Paulus adalah seorang yang mengenal Tuhannya; dia menyatakan Tuhan sebagai Allahku. Dia mengerti penderitaan dan penghinaan yang dijalani Kristus baginya (2:6-11) dan sekarang gilirannya mengikuti teladan tuannya.

Doa Paulus bagi orang Filipi lahir dari kasihnya yang kuat, dalam dan pribadi terhadap Tuhan dan mereka (1:7-8). Dia ingin orang Filipi mengetahui kalau dia sering mendoakan mereka dan setiap kali dia mendoakan mereka, dia melakukannya dengan ucapan syukur dan sukacita.

Hawthorne menyatakan bahwa “setiap kali aku mengingat kamu” (kembali ke v. 3) menunjukan bahwa Paulus tidak hanya berpikir tentang berdoa tiap ada kesempatan, walau memang dia melakukannya, tapi dia berpikir tentang doa yang terjadwal, seperti warisan Yahudinya (Ps 5:3; Ezra 9:5; Ps 55:17; Dan 6:10; 1 Chron 23:30).22 Luke menulis praktek Petrus dan Yohanes yang pergi kebait saat waktu doa (i.e., 3pm; Acts 3:1). Orang Yahudi dimasa Paulus berdoa secara teratur: (1) dipagi hari, berkaitand engan korban pagi; (2) jam 9 berkaitan dengan korban malam (3 pm); (3) saat matahari tenggelam.23 Maka dari itu ada bukti bahwa berdoa secara teratur dilakukan oleh orang Kristen Yahudi—dan kita aman mengatakan bahwa Paulus sendiri mengikuti tradisi ini—tapi itu tidak berarti apa yang dikatakan dalam v. 3 hanya terbatas tentang itu saja. Bahasanya tidak cukup spesifik untuk memastikan suatu acuan sempit. Mungkin maksudnya adalah dia berdoa setiap waktu untuk orang Filipi, tidak hanya waktu yang sudah terjadwal. Sebagian besar, dia dipenjara, dan tentu memiliki banyak kesempatan untuk berdoa bagi temanya yang terkasih.

Mari kita mulai pembahasan kita tentang ayat ini dengan melihat lebih dekat pada kata doa (dee„sei). Kata itu digunakan 18 kali dalam PB, 12 digunakan Paulus (Rom 10:1; 2 Cor 1:11; 9:14; Eph 6:18 [2x]; Phil 1:4 [2x]; 1:19; 4:6; 1 Tim 2:1; 5:5; 2 Tim 1:3). Kata itu bisa digunakan dalam pengertian sempit daripada yang ditemukan dalam Phil 1:9 (proseuchomai) dan lebih tahu akan kebutuhan tertentu.24 Maka dari itu, sebagai contoh, dalam Romans 10:1 Paulus berdoa secara khusus untuk keselamatan murid Yahudinya. Dalam 2 Corinthians 1:11 Paulus meminta doa khusus agar dia selamat dari masalah. Dalam surat Filipi kata ini muncul 2 kali dalam 1:4, dan 2 ayat lainnya, yaitu, 1:19 dan 4:6. Dalam1:19 Paulus menganggap pemenjaraannya akan berakhir karena orang Filipi telah berdoa secara khusus untuk kebebasannya. Dalam 4:6 kata itu mungkin menunjuk pada doa untuk kesehatian dalam gereja Filipi. Maka dari itu dalam surat Filipi membawa arti yang lebih sempit daripada hanya sekedar doa umum.

Pertanyaan muncul, tentang kebutuhan spesifik apa sehingga digunakan kata itu dalam 1:4. Hal itu bisa dimengerti dengan melihat surat secara keseluruhan dan masalah dalam gereja Filipi. Pertama, karena kelompok tertentu muncul dalam gereja, perhatian langsung dari Paulus adalah tentang kesehatian (4:2-3). Kedua, dia mencela pengajar sesat dalam suratnya dan menunjukan kepada orang Filipi cara yang lebih baik dalam kerohanian (3:1-21). Maka dari itu kelihatan bahwa doa Paulus untuk menutupi apa yang kurang dalam iman orang Filipi, yaitu, supaya Tuhan memberikan mereka kedewasaan, termasuk berdoa untuk kerendahan hati dan kesehatian mereka, juga perlindungan dari pengajar sesat.

Harus dikatakan bahwa, sementara Paulus menaikan doa untuk kebutuhan tertentu dalam gereja, dan walaupun kebutuhan ini berkaitan dengan dosa beberapa anggota (e.g., 2:3-4; 4:2-3), dia tetap berdoa untuk mereka semua (huper panto„n humo„n) dan dia melakukannya dengan sukacita (charas). Fokus pada mereka semua seperti yang kita bahas dalam pelajaran pertama (Philippians 1:1-2), tidak hanya menyakinkan orang Filipi bahwa Paulus mendoakan mereka semua dan tidak hanya sekelompok orang, tapi juga tentang kesehatian dalam tumpukan surat. Sekali lagi, prosedur Paulus menjelaskan orang Filipi bahwa dalam pikiran Paulus mereka semua bernilai dan anggota gereja yang setara.

Paulus berkata bahwa dia selalu berdoa untuk orang Filipi dengan sukacita. Sukacita merupakan buah Roh (Gal 5:23) dan menunjuk pada pengalaman “kepenuhan hidup” karena kehadiran Roh didalamnya—tidak tergantung keadaan. Hal itu sangat berhubungan dengan perasaan diri baik dan damai yang dalam yang terus menerus didasari pengenalan pribadi akan kehadiran Tuhan dan kedaulatanNya atas semua orang dan peristiwa.25 Dalam pengalaman sukacita inilah Paulus berdoa untuk gereja. Tapi dia melakukan itu menurut alasan yang digariskan dalam vv. 5 dan 6.

Paulus berterima kasih pada orang Filipi, dan berdoa bagi mereka dengan sukacita karena partisipasi mereka dalam injil. Kata Yunani dari participation (koino„nia) bisa dimengerti setidaknya dalam beberapa cara. Pertama, hal itu mungkin menunjuk pada pengalaman orang Filipi akan keselamatan. Dalam hal ini Paulus bersyukur pada Tuhan karena dia berbagi dengan orang Filipi tentang keselamatan yang ditawarkan dalam injil. Cara kedua untuk mengerti hal itu adalah sebagai petunjuk akan partisipasi orang Filipi dalam penyebaran injil, yaitu dengan menolong Paulus dalam pelayanan misionarisnya. Cara terakhir yang dipakai disini. Pertama, koino„nia dalam 1:5 harus dimengerti dalam pengertian kata itu berkaitan dengan apa, yaitu sebut saja, injil (euanggelion). Kata injil muncul 9 kali dalam Philippians. Bagi Paulus injil adalah kabar baik tentang Kristus (1:27). Tapi itu adalah kabar bai yang harus di “pertahankan dan diteguhkan” (1:7, 16), “diperluas” (1:12; 2:22), “ditegakkan ditengah musuh” (1:27); “diperjuangkan” (4:3), dan “diberikan (ekoino„se„sen) untuk” (4:15). Sementara Paulus jelas memiliki hubungan pribadi yang dalam dengan Tuhan (cf. 3:10-11), focus dari kata injil dalam surat Filipi merupakan kenyataan luar dan komitmen kelihatan seseorang untuk memberitakan kabar baik.

Kedua, dalam 4:15-16 Paulus berbicara tentang bagaimana dalam hari pertama mereka (i.e., orang Filipi’) berkenalan dengan injil, tidak ada yang berbagi (ekoino„se„sen) dengannya dalam hal memberi dan menerima kecuali orang Filipi. Kedua ayat ini memiliki banyak kesamaan dengan 1:5. Baik 4:15-16 dan 1:5 menunjuk kembali pada perkenalan pertama orang Filipi dengan injil. Keduanya menggunakan kata persekutuan (1:5 menggunakan kata benda dan 4:15 berbentuk kata kerja dari kata yang sama). Kata terakhir menunjuk pada pemberian orang Filipi kepada Paulus untuk memajukan injil ditengah pencobaannya dipenjara. Hal itu membuat keduanya menggunakan kata injil dalam surat Filipi sebagai kabar baik untuk dimajukan dan hubungannya dengan 4:15-16 to 1:5, bahwa apa yang dipikir Paulus dalam 1:5 adalah partisipasi orang Filipi dalam memajukan injil dengan pemberian keuangan mereka. Ini bukan kali pertama Paulus menggabungkan pemikiran injil dan persekutuan dengan pemikiran pemberian—yang teakhir sebagai ekspresi nyata partisipasi dalam injil. 2 Corinthians 9:13-15 menuliskan sebagai berikut:

11 kamu akan diperkaya dalam segala macam kemurahan hati, yang membangkitkan syukur kepada Allah oleh karena kami. 12 Sebab pelayanan kasih yang berisi pemberian ini bukan hanya mencukupkan keperluan-keperluan orang-orang kudus, tetapi juga melimpahkan ucapan syukur kepada Allah. 13 Dan oleh sebab kamu telah tahan uji dalam pelayanan itu, mereka memuliakan Allah karena ketaatan kamu dalam pengakuan akan Injil Kristus dan karena kemurahan hatimu dalam membagikan segala sesuatu dengan mereka dan dengan semua orang, 14 sedangkan di dalam doa mereka, mereka juga merindukan kamu oleh karena kasih karunia Allah yang melimpah di atas kamu. 15 Syukur kepada Allah karena karunia-Nya yang tak terkatakan itu!

Tapi maksud Paulus dari partisipasi dalam injil lebih daripada sekedar pemberian yang diberikan orang Filipi kepadanya. Mereka telah memperluas injil dalam konteks mereka. Dia mendorong mereka untuk tetap tegar menghadapi musuh mereka dan berjuang dalam iman injil (1:27). Dalam 2:16, jika mereka melakukan semuanya tanpa mengeluh atau berselisih, mereka akan bersinar seperti bintang dilangit (dunia) waktu mereka tetap memegang firman Tuhan dalam dunia yang gelap. Petunjuk, tentang partisipasi mereka dalam injil sejak hari pertama sampai sekarang tidak hanya menjelaskan dukungan mereka, tidak juga bantuan keuangan yang terus menerus bagi Paulus. Walau itu semua termasuk didalamnya, hal itu lebih luas dan menunjuk pada setiap cara yang mereka lakukan untuk mengembangkan injil Kristus sejak mereka bertobat.26

Walau ayat 5 melihat kesetiaan orang Filipi sejak awal pertobatan sampai penulisan surat Filipi, , ayat 6 melihat kemasa depan dan kelanjutan kesetiaan mereka dalam hidup dan kesaksian orang Kristen. Paulus percaya bahwa orang Filipi akan terus melaksanakan kehidupan Kristen, termasuk membuat sumbangan yang nyata bagi pelebaran injil karena Tuhanlah yang memberikan kesetiaan pada mereka. Dia menujukan teologi yang mirip dalam 2:12-13 dimana dia mendorong mereka untuk mengerjakan keselamatan mereka dengan takut dan gentar karena Dia yang mengerjakannya dalam mereka, baik keinginan dan tindakan adalah dari Tuhan.

Paulus menunjuk pada dampak injil dalam hidup mereka sebagai suatu pekerjaan yang baik. Ekspresi pekerjaan yang baik tidak hanya menunjuk pada “perkembangan injil,”dalam pengertian manusia (i.e., melalui orang Filipi), seperti yang dikatanan Hawthorne.27 Beberapa alasan yang melawan hal sempit itu: (1) “bagian ucapan syukur” dalam 1:3-8 bagi orang Filipi “partisipasi dalam perkembangan injil, bukan perkembangan injil saja; (2) indikasi sementara, “hari pertama,” “sampai sekarang,” dan “hari Yesus Kristus” dalam vv. 5-6 menunjukan bahwa suatu kronologi dimana orang Filipi sendiri sebagai subjek dalam kerangka yang ada. Hal ini benar dalam v. 5 dan kemudian dalam v.6; (3) dalam v. 7 Paulus mengatakan bahwa dia berpikir “hal ini” (i.e., isi dari v. 6) tentang kamu semua (i.e., orang Filipi). “Hal ini” menunjuk kembali pada apa yang pernah dia katakana dalam v. 6 dan kamu semua menunjukan bahwa verse 6 menunjuk pada orang Filipi dan tidak hanya perkembangan injil; (4) jika perkembangan injil merupakan pekerjaan baik yang dimaksud Paulus, maka kita mengharapkan kata “melalui kamu” (dia humo„n) daripada “dalam kamu” (en humo„n)28; (5) itu suatu yang berlebihan bagi Paulus untuk mengatakan bahwa injil akan terus sampai hari Kristus. Maksudnya adalah Tuhan akan meneruskan pekerjaan baiknya dalam orang Filipi, yang akan dibahas kembali dalam 2:12-13, sampai Hari Kristus Yesus.

Pemikiran pekerjaan baik, lebih luas daripada hanya menunjuk pada perkembangan injil. Itu menunjuk pada aktivitas penyelamatan Tuhan dalam hati mereka dan ekspresinya dalam hidup mereka. Fokus tertentu dalam v. 6 karena kata dalam kamu merupakan pekerjaan Tuhan dalam hidup mereka. Partisipasi mereka dalam pelebaran injil, sepenting hal itu, hanyalah menifestasi luar terkait dengan kenyataan didalam yang adalah karya kreatif Tuhan. Karena orang Filipi telah memberikan diri mereka untuk pelayanan injil, jelas bagi Paulus bahwa Tuhan telah mulai, menjalankan, dan akan melengkapi pekerjaan baiknya dalam mereka (cf. 2 Cor 5:17).

Paulus mengatakan bahwa Tuhan akan menyempurnakan pekerjaan baiknya dalam mereka sampai hari Yesus Kristus. Maka dari itu Paulus mengatakan pada orang Filipi yang menghadapi masalah didalam mereka (4:2-3) dan masalah dari luar (1:26-31), dengan menguatkan mereka dengan kebenaran tentang kepastian keselamatan mereka. Keselamatan, kesempurnaan yang dimulai Tuhan dalam mereka, akan sempurna saat hari Kristus Yesus, yaitu saat kedatangan Kristus yang kedua kali (2 Thess 1:10). Ekspresi hari Kristus Yesus sering ditunjukan Paulus sebagai (1) hari yang ditentukan (1 Thess 5:4; 1 Cor 3:13; Rom 13:12); (2) hari itu (2 Thess1:10); (3) hari Kristus (Phil 1:10; 2:16); (4) hari Tuhan (1 Cor 5:5; 1 Thess 5:2; 2 Thess 2:12); dan (5) hari Tuhan Yesus [Kristus] (1 Cor 1:8; 2 Cor 1:14). Kita mengetahui bahwa hanya dalam surat Filipi kata Kristus dihubungkan dengan hari Tuhan.29 Sementara sulit untuk mengatakan kenapa hal itu terjadi, ekspresi itu sendiri—hari Tuhan—merupakan ekspresi dari PL dan dari hal itu terdapat aspek negative dan positifnya. Dalam Joel 2:1-2 nabi menunjuk hari Tuhan sebagai hari penghukuman dan murka (cf. Amos 5:20), juga berkat dan keselamatan (Joel 3:14-16). Kedua hal ini hadir dalam tulisan Paulus. Dia menggunakan baik pengertian negative yaitu penghukuman dan kemurkaan Tuhan, juga menujukan berkat dan keselamatan umat Tuhan. Pengertian terakhir merupakan maksud sebenarnya dalam hal ini karena Paulus menunjuk pada keselamatan orang Filipi. Penyebutan hari Tuhan dalam 1:6 dan 1:10, seperti kebanyakan perkataan dalam ucapan syukurnya di Filipi, menunjukan juga penghukuman musuh orang Filipi (1:28) dan kedatangan Kristus untuk umatNya (3:20). Akhirnya, maksud Paulus tentang hari Tuhan dan hari Kristus menunjukan pengakuan sadar tentang ketuhanan Kristus.

v. 7 Konteks ucapan syukur Paulus dan keyakinan terhadap orang Filipi merupakan kasih yang mendalam darinya terhadap mereka dan hubungan yang saling menguntungkan diantara mereka. Paulus mengatakan bahwa dia berhak berpikir tentang hal ini. Kata Yunani untuk “pikir” dalam konteks ini bukan hanya menunjukan berpikir atau berlogika saja, atau menganalisa sesuatu, seperti membuat bentuk pemikiran atau susunan (cf. Rom 8:6-7).30 Maka dari itu Paulus memiliki perilaku yang tetap tentang oran Filipi, termasuk sukacita yang dia alami saat dia berdoa bagi mereka karena partisipasi mereka yang lalu dalam injil (v. 5), kepastian masa depan mereka dalam Tuhan (v.6) dan kesetiaan mereka terhadap Paulus yang dipenjara (v.7). Penekanan terhadap hak Paulus berpikir tentang kepastian kekal orang Filipi mungkin merupakan suatu komentar yang polemic tentang beberapa pengajar sesat yang mengajar kepastian orang Filipi. Mungkin pengajar ini telah mengkritik mereka karena mereka gagal melakukan praktek keagamaan tertentu seperti sunat dan atas dasar itu mempertanyakan keselamatan mereka. Paulus berkata, “tidak mungkin, kamu sudah diselamatkan.” Bukti kasih karunia Tuhan terlihat dalam hidupmu!

Kata pertahanan dan konfirmasi (berkaitan dengan injil) bisa dimengerti dalam arti teknis dan menunjuk pada pengadilan Paulus dihadapan Kaisar (Acts 26:16; 2 Tim 4:16). Sebagian besar penafsir mengerti hal ini seperti itu. Tapi lebih baik melihatnya tidak dalam pengertian sempit pengadilannya saja, tapi juga dalam pengertian lebih luas pelayanan kerasulannya selama itu. Hal ini lebih konsisten dengan pernyataan kita tentang arti yang lebih luas dari ekspresi pekerjaan baik dalam v. 6—menunjuk baik pengalaman keselamatan juga dalam hidup seseorang. Maka dari itu kita juga mengerti arti rekan sekerja dalam kasih karunia Tuhan menunjuk pada orang Filipi yang tidak hanya berbagi dalam keselamatan Tuhan tapi juga berkontribusi dalam pelayanan Paulus dan mereka sendiri mempertahankan firman hidup untuk menyelamatkan orang disekeliling mereka (2:16; cf. 1:26-30).

v. 8 Untuk menyatakan kemurnian dan kedalaman kasihnya bagi mereka. Paulus memperkenalkan pernyataannya dalam v. 8 dengan suatu sumpah—Tuhan sebagai saksi. Paulus menunjuk Tuhan sebagai saksi terhadap ketulusan dan kedalaman kasihnya bagi orang Filipi. Sementara Paulus menggunakan janji dalam tulisannya yang lain, mereka tidak sama. (Rom 1:9; 2 Cor 1:23; 1 Thess 2:5, 10). Disini pesannya jelas: “Tuhan tahu isi hati saya: aku mengasihi kamu.” Baiklah semua pemimpin Kristen memiliki komitmen yang sedemikian dalam terhadap orang yang mereka pimpin, dan mengundang Tuhan sebagai saksi untuk menguji ketulusan kasihnya—yakin bahwa perkataan mereka terbukti benar.

Saat Paulus berkata bahwa dia ingin sekali melihat mereka semua dia menunjukan keinginannya untuk bersama mereka dan untuk melihat mereka lagi (cf. 2:26; see also 2:12, 23; Rom 1:11; 1 Thess 3:6; 2 Tim 1:4). Dalam membahas rencananya setelah bebas dari penjara dia mengatakan kepada orang Filipi kalau dia ingin tetap bersama mereka karena sukacita mereka dan perkembangan dalam iman (1:25). Tapi keinginannya untuk bersama mereka bukan hanya perasaan belaka, tapi merupakan kasih sayang Kristus Yesus. Mereka seperti dikatakan Martin, “seperti kasih Kristus yang dinyatakan melalui Paulus.”31 Sekali lagi kasih Paulus yang dalam terhadap orang Filipi terangkat kepermukaan. Itu suatu kasih yang pertama dirasakan Paulus dari Kristus dan berlanjut dalam perjalanannya bersama Tuhan. Sudah keluar konteks kalau dia bertumbuh menjadi sangat mengasihi temannya di Filipi. Kita juga bisa bertanya pada diri kita kenapa kita tidak mengasihi seperti seharusnya. Apakah kita dekat dengan Tuhan seperti Paulus (cf. 3:10-11)? Jika tidak, marilah kita berlutut untuk hal ini supaya Tuhan membuka jalannya pada kita dan kerajaannya bisa dimuliakan dalam dan melalui hidup kita.

Telah dikatakan bahwa dia dengan teratur berdoa bagi mereka (vv. 3-4)—dan tetap menjaga kasihnya bagi orang Filipi (vv. 7-8), Paulus menuju ke vv. 9-11 untuk memberitahu mereka isi doanya bagi mereka: Dari kasihnya kepada mereka dia berdoa agar mereka bertumbuh dalam kasih. Dia berdoa supaua kasih mereka berlimpah sehingga mereka bisa memahami dengan jelas apa yang terbaik untuk kemuliaan dan pujian bagi Tuhan. Alasan Paulus mengatakan doanya kepada mereka, menunjukan bahwa dia benar-benar ingin bersama mereka, hal itu membuat doanya suatu dorongan alami. Bahwa, membagikan doanya dengan cara ini merupakan bentuk dorongan untuk melakukan apa yang dia doakan.32

Ada beberapa perkataan dalam doanya yang perlu dibahas dan dieksposisi untuk mendapatkan kelimpahan apa yang diminta Paulus kepada Tuhan. Kata pertama adalah kasih. Saat Paulus hanya berbicara tentang kasih akan Tuhan (Rom 8:28; 1 Cor 8:3), dia menekankan kasih dalam hubungan diantara orang Kristen (1 Thess 4:9; Col 1:4; 3:19; Phlmn 5; Eph 4:2; 5:25; 6:23). Stauffer berkomentar tentang penggunaan kata kasih (agape„) dalam suratnya:

Paulus mengambil perintah Yesus bahwa kita harus mengasihi sesama kita, dan melakukannya seperti Tuhan melakukannya. Tapi perhatian utamanya adalah pada kasih pada saudara seiman. Prinsip organic yang diberikan satu kali untuk semua dengan orientasi kasih pada sesama disini dikerjakan dalam pengertian organisasi (sic). Kasih terhadap sesama, suatu kesiapan menolong teman dalam umat perjanjian Israel, sekarang ditujukan pada sesama warga Negara uamt Tuhan yang baru. Hal itu menunjukan mengusahakan kesejahteraan sesama merupakan prinsip dalam bertindak.33

Stauffer melanjutkan berbicara tentang pengaruh eskatologi34 akan pemikiran Paulus tentang kasih:

Definisi yang tepat dari kasih terhadap, oleh kosmik, historical kairos [“waktu”] yang menuntut hal itu. Kasih terhadap saudara satu-satunya yang relevan dan perilaku yang tepat saat ini antara salib dan telos [“akhir”]. Hal itu dibawah tanda salib. Itu suatu kesiapan untuk pelayanan dan pengorbanan, mengampuni dan pertimbangan, mengangkat yang jatuh dan memperbaharui yang hancur dalam hubungan dengan belas kasihan Tuhan dan pengorbanan kematian Kristus …dengan kasih kekuatan masa depan sudah masuk pada masa kini. Seperti Yesus, juga untuk Paulus agape„ satu-satunya kekuatan yang memiliki masa depan dalam aeon [i.e., sekarang sampai Kristus kembali] kematian.35

Maka dari itu kasih merupakan pengejaran aktif dari orang lain dan hal yang menguntungkan bagi mereka. Paulus menginginkan orang Filipi mengerti bahwa hal ini bukan perselisihan (4:2-3) atau ambisi egois (2:3-4), yang menjadi karakter gereja mereka. Mereka harus mengasihi satu sama lain, memenuhi kebutuhan yang lain dan dengan rendah hati bersatu untuk membela injil (1:26-30). Ada aspek eskatologi dari kasih terhadap sesama dalam surat Paulus lainnya dan juga dalam surat Filipi. Paulus berkata bahwa keinginannya agar mereka berlimpah dalam kasih …sampai hari Kristus.

Tapi Paulus ingin kasih mereka tidak hanya hadir dalam “titik dan tetes” sampai hari Kristus, tapi berlimpah (perisseue„) sampai hari Kristus. Kata perisseue„ mengandung pengertian “kelimpahan,” “kekayaan,” dan “persediaan yang tidak terhingga” dan merupakan kata khusus bagi Paulus—dia menggunakannya 26 dari 39 kali dalam PB—untuk menunjukan tindakan kasih karunia Tuhan untuk kita, dan berkat dalam hidup kita serta menunjukan tanggung jawab kita. Pertama, itu merupakan kata kerja yang tepat untuk menunjukan karya Tuhan yang luar biasa dalam Kristus bagi kita. Dalam Ephesians 1:8 Paulus berkata bahwa Tuhan telah “mencurahkan” (NIV) kasih karuniannya keatas kita dalam keselamatan. Dalam Romans 5:15 menunjukan tingkah laku dimana berkat Tuhan telah datang kepada “banyak orang”. Berlawanan dengan dosa Adam, tindakan kebenaran Yesus menyebabkan anugrah berlimpah (tidak menetes!) kepada banyak orang. Pelayanan Roh berlimpah dalam menunjukan kebenaran dan hidup dibandingkan dengan pelayanan Hukum yang menunjukan dosa dan kematian (2 Cor 3:9).

Kedua, ada kedekatan yang kita alami yang suka digambarkan Paulus dengan kata kerja ini. Di masa ini, dengan diberikannya Roh dan partisipasi kita dalam kerajaan, kita menerima penghiburan yang berlimpah dari Kristus dalam pencobaan kita (2 Cor 1:5) dan Tuhan sendiri memenuhi kita dengan semua sukacita dan damai sejahtera saat kita percaya dalam Dia sehingga dengan kuasa Roh Kudus kita berlimpah dalam pengharapan (Romans 15:13).

Ketiga, sebagai hasil berlimpahnya kasih karunia Tuhan yang dinyatakan pada kita dalam karya Kristus dan dikirimkannya Roh, hidup kita dinyatakan oleh berlimpahnya pelaksanaan kehendak Tuhan (2 Cor 9:8), dan kita berlimpah dalam ucapan syukur pada Tuhan (2 Cor 4:15; 9:12; Col 2:7), memberi (2 Cor 8:2, 7), mengasihi sesama Kristen (1 Thess 3:12; 4:1, 10) dan pekerjaan kita bagi Kristus yang telah bangkit (1 Cor 15:58).

Paulus ingin kasih mereka berlimpah dalam pengetahuan (epigno„sis) dan semua pengertian (pase„ aisthe„sei) sehingga mereka bisa mengerti dengan jelas apa yang terbaik dan dipenuhi dengan buah kebenaran. Tapi apa yang secara khusus dimaksud dengan pengetahuan dan setiap pengertian. Kata pertama pengetahuan bukan apa yang umumnya kita pikir saat kita bicara tentang pengetahuan. Kita mengatakan seseorang “berpengetahuan” atau kita menunjuk pada ilmu tertentu sebagai “bidang pengetahuan” Dalam hal ini kita pada dasarnya menunjuk pada informasi factual tentang subjek ini atau itu. Tapi itu bukan maksud Paulus disini.

Kata epigno„sis digunakan oleh Paulus 15 kali dalam suratnya36 dan menunjuk pada pengatahuan seseorang akan dosa melalui tuntutan nyata hukum (Rom 3:20). Dalam Ephesians 1:17 Paulus berdoa untuk orang Efesus (dan kepada yang lain dimana surat ini ditujukan) agar Tuhan memberikan mereka hikmat rohani dan pengertian supaya mereka memiliki pengetahuan yang lebih baik akan Kristus (cf. Eph 4:13; Col. 1:9). Maka dari itu dalam pandangan itu suatu pengenalan yang pribadi, bukan hanya persetujuan mental akan fakta tertentu, seperti lebar dan dalamnya Grand Canyon. Lebih jauh, itu suatu pengetahuan yang sangat berkaitang dengan etika dan prilaku. Paulus berdoa supaya orang Kolose dipenuhi dengan pengetahuan akan kehendak Tuhan sehingga mereka bisa layak berjalan bersama Tuhan (Col. 1:9-10). Ada suatu focus dalam surat pastoral akan bentuk pengetahuan sesuai dengan kebenaran yang membawa kepada kekudusan (lihat 1 Tim 2:4; 2 Tim 2:25; 3:7; Tit 1:1). Diluar Paulus, 2 Peter 1:3-4 menyatakan bahwa kuasa Tuhan dalam hidup kita dilakukan melalui pengetahuan kita akan Dia yang memanggil kita (cf. 2 Pet 1:2, 8; 2:20). Penulis Ibrani juga memegang hubungan logis antara epigno„sis dan perilaku moral (Heb 10:26).

Maka bagi Paulus, kata epigno„sis terutama menunjuk pada pengetahuan pribadi akan Tuhan melalui Kristus dan gaya hidup yang mengalir dari itu. Inilah masalah dalam Philippians 1:9 dan diteguhkan oleh nasehat untuk gaya hidup yang kudus dan tak bercela lifestyle dalam 1:10. Tapi kata itu sangat berkaitan dengan kata kedua yaitu, pengertian (aisthe„sei). Kata aisthe„sei hanya muncul disini dalam PB. Itu muncul 27 kali dalam PL Yunani, 22 dalam Amsal. Dalam Exodus 28:3 menunjuk pada hikmat yang diberikan Tuhan pada manusia untuk membuat pakaian Harun. Dalam Prov 1:7 dihubungkan dengan takut akan Tuhan dan harus mencari Tuhan (2:3). Itu berkaitan dengan hal praktek seperti bicara (10:14; 11:9; 12:23; 22:12) dan kebijaksanaan umum serta kearifan terhadap bagaimana kita hidup dengan benar dalam hubungan. Itu bisa ditunjukan sebagai “kebijakan dalam menyelesaikan masalah” dan kemampuan untuk mengerti hubungan dan situasi dalam pengertian tindakan.37 Petunjuk tentang setiap pengertian menunjuk pada kemampuan keputusan tindakan dalam berbagai situasi.38 Maka dari itu membawa kedalam Philippians 1:10 suatu kemampuan mengerti atau memutuskan hal apa yang terbaik dalam situasi tertentu dan bagaimana hidup kudus. Point doa Paulus adalah, tentang kasih orang Filipi—kasih didefinisikan sebagai motivasi yang membawa pada tindakan untuk keuntungan orang lain—lebih berkembang dalam hubungan mereka dengan Kristus dan itu dinyatakan dalam kehidupan sehari-hari antara orang Filipi. Doa ini, walau cukup umum untuk didoakan untuk setiap komunitas Kristen, memiliki signifikansi yang penting bagi orang Filipi karena masalah egoisme (2:3-4) dan perpecahan (4:2-3) yang merambat masuk.

Paulus 2 tujuan dalam pikirannya saat dia berdoa bagi orang Filipi. Pertama berkaitan dengan kekudusan mereka dan kedua berkaitan dengan kemuliaan Tuhan. Dia berdoa agar mereka berlimpah dalam kasih dan menunjukan kasih itu dalam hubungan mereka dengan sesama sehingga mereka bisa kudus dan tidak bercela yang dengan sendirinya menghasilkan pujian bagi kemuliaan Tuhan. Maka dari itu ada tujuan langsung juga tujuan utama.

Tujuan langsung yang dipikirkan Paulus terdapat 2 maksud didalamnya. Paulus berdoa untuk kasih mereka berlimpah dan lebih mengetahui dan setiap pengertian sehingga mereka mampu menyenyetujui atau memutuskan apa yang terbaik. Hal ini, lebih jauh mencapai tujuan perkembangan hidup yang tulus dan tidak bercela diantara orang Filipi. Perkataan memutuskan apa yang terbaik (dokimazein ta diapheronta) penting bagi pengertian Paulus. Kata kerja dokimazein (“memutuskan”) mengandung pengertian “membuktikan sesuatu bisa dipercaya, berharga, atau benar dengan mengujinya.” Itu digunakan untuk menguji metal dan koin untuk mengetahui nilainya. Itu digunakan dalam Luke 14:19 saat seorang pria yang diundang dalam pesta berkata kalau dia tidak datang karena baru membeli 5 pasang lembu dan pergi dan menguji mereka, untuk melihat apakah mereka baik. Ekspresi yang mirip dokimazein ta diapheronta muncul dalam Romans 2:18 dimana itu menunjuk pada Yahudi menyetujui standar moral yang lebih tinggi menurut Hukum dan kehendak Tuhan yang dinyatakan. 2 Corinthians 8:8 merupakan salah satu contoh yang baik:

8:8 Aku mengatakan hal itu bukan sebagai perintah, melainkan, dengan menunjukkan usaha orang-orang lain untuk membantu, aku mau menguji keikhlasan kasih kamu.

Maka dari itu proses menyetujui sesuatu merupakan proses yang melibatkan pengujian nilai suatu hal. Disini Paulus mengatakan bahwa dia ingin orang Filipi belajar menyetujui ta diapheronta. Kata ta diapheronta menunjuk sesuatu yang baik sekali, lebih dalam nilai, atau sangat penting dan kritis, Mundah melihat bagaimana suatu hal melebihi hal lain dalam moral dan nilai rohani lebih penting.39 Paulus ingin kasih jemaat Filipi berlimpah dalam praktek sehingga mereka bisa menentukan arah tindakan terbaik dalam setiap situasi tertentu yang dialami mereka. Tujuan memutuskan suatu yang penting adalah untuk menjadi tulus dan tidak bercela sampai hari Kristus. Sekali lagi, dalam doa pembukaan, Paulus mengharapkan subjek itu dibahas dalam keseluruhan surat. Pemikiran memutuskan sesuatu yang sangat baik, dan penting, dibahas lagi dalam aplikasi di 2:14-15 dan 4:9. Dia juga memberikan mereka teladannya dalam 3:1-21. Dia seorang yang memiliki kasih dan pengertian seperti itu yang dia doakan untuk jemaat Filipi.

Kata tulus (eilikrineis) bisa diterjemahkan “tanpa noda” dan menunjuk pada kemurnian moral. Asalnya, kata itu muncul dari 2 kata: (1) “matahari”; (2) “dinilai.” Keduanya berarti “dinilai diatas dinar matahari,” “betul-betul murni,” dan “tidak bernoda.” Gambarannya, seperti yang dinyatakan Hawthorne seperti seorang yang membawa pakaian atau yang seperti itu keatas matahari untuk melihat jika ada berkas atau noda.40 Dari masa Plato telah digunakan dalam pengertian moral, seperti dalam Phil 1:10 dan sisa PB lainnya (lihat 1 Cor 5:8; 2 Cor 1:12; 2:17; 2 Peter 3:1).41

Kata lain, seperti, tidak bercela (aproskopoi) bisa berarti meletakan sandungan dalam jalan orang lain atau menyandung sendiri. Dalam penggunaannya oleh Paulus di 1 Cor 10:32 (cf. Acts 24:16), paling baik mengartikannya dengan menyebabkan seseorang tersandung. Ini seperti focus pada kasih dalam v. 9 dan praktek pembuatan keputusan dan hubungan yang berkaitan dengan itu.

Kesimpulannya, Paulus ingin kasih jemaat Filipi lebih berlimpah dalam pengenalan pribadi tentang Tuhan dan hubungan rohani serta pengertian tentang bagaimana bertindak dalam situasi tertentu. Alasan dia mendoakan ini agar jemaat Filipi bisa belajar menilai sendiri apa yang paling penting dan berharga dan hidup kudus tanpa menyerang yang lain. Hal ini, cara hidup yang dinasehatinya sampai hari Kristus (i.e., kedatangannya) dimana mereka akan mengalami kesempurnaan keselamatan mereka (cf. pembahasan 1:6) demikian juga pencobaan (cf. 1 Cor 3:10-15).

Paulus ingin jemaat Filipi untuk tulus dan tidak bercela sampai hari Kristus dan dipenuhi dengan buah kebenaran (peple„ro„menoi karpon dikaiosune„s). Ada beberapa yang berpendapat dengan “buah kebenaran” (dikaiosune„s) Paulus disini menunjuk pada buah yang datang dari kebenaran dihadapan Tuhan (i.e., buah yang muncul dari pembenaran kita) sebagai sumbernya. Orang lain berpendapat bahwa Paulus disini menunjuk pada buah yang benar dalam karakter tanpa hubungan eksplisit dengan Tuhan, Kristus, atau Roh sebagai sumbernya. Sementara semua penafsir menyadari bahwa Paulus berbicara tentang gaya hidup yang menghargai Tuhan dan ditunjukan oleh buah Roh, pilihat terakhir lebih baik karena sesuai dengan latar belakan PL (Amos 6:12; Prov 3:9; 11:30)42 dan menunjukan parallel antara kalimat ini, “dipenuhi dengan buah kebenaran” dan modifikasi lain dalam v. 10, yaitu, “ketulusan” dan”tak bercela” Disetiap kasus, Paulus pasti menunjuk pada buah yang dihasilkan oleh Roh saat kita berjalan dengan dia (Gal 5:16-24). Hidupnya, dinyatakan dalam bahasa emosional dalam 3:1-14, merupakan kesaksian bagi jemaat Filipi tentang “teladan” (3:17) yang dia ingin mereka ikuti. Dia ingin hidup jemaat Filipi ditandai oleh hasil buah kebenaran untuk kemuliaan dan pujian bagi Tuhan. Itu suatu tujuan yang bernilai untuk dicapai!

IV. Prinsip untuk Aplikasi


19 Juga Gerald F. Hawthorne, Philippians, WBC, ed. Ralph P. Martin, vol. 43 (Waco: Word Books, 1983), 15, yang mengutip Adolf Deissman, Light from the Ancient Near East (New York: George H. Doran, 1927; reprint Peabody, MA: Hendrickson, 1995), 168, n. 3.

20 Disini tidak terdapat petunjuk bahwa Paulus ingin mengatakan Allahnya satu dari banyak allah, seperti Allahku lain dengan Allahmu. Maksudnya adalah kedekatan hubungan pribadi yang dinikmatinya dengan satu Allah yang dikenal dalam Kristus Yesus Tuhan

21 Philippians 2:1 sangat sulit ditefsirkan. Kita akan membahas gambaran ini secara detil saat sampai keayat exposisi kita, tapi disini cukup dikatakan bahwa Paulus bersukacita dalam pelayanannya di Filipi walau harganya mahal.

22 Hawthorne, Philippians, 16-17.

23 Lihat Richard N. Longenecker, “Acts,” in The Expositor’s Bible Commentary, ed. Frank E. Gaebelein, vol. 9 (Grand Rapids: Zondervan, 1981), 293; SBK 2:696-98.

24 Lihat BAGD, s.v. dehvsi".

25 Cf. TDNT, 9: 369-70.

26 Lihat Gordon D. Fee, Philippians, NICNT, ed. Gordon D. Fee (Grand Rapids: Eerdmans, 1995), 84-85.

27 Hawthorne, Philippians, 21.

28 P. T. O’Brien, Philippians, NIGTC, ed. I. Howard Marshall and W. Ward Gasque (Grand Rapids: Eerdmans, 1991), 64.

29 O’Brien, Philippians, 65.

30 Fee, Philippians, 89; O’Brien, Philippians, 66-67.

31 Ralph P. Martin, Philippians, NCB, ed. Matthew Black (Grand Rapids: Eerdmans, 1976), 67.

32 So Martin, Philippians, 68.

33 Ethelbert Stauffer, TDNT, 1:50-51.

34 “Eschatology” is a fancy word which generally refers to the study of doctrines and ideas related to the end-times.

35 Stauffer, TDNT, 1:51.

36 Dia menggunakan bentuk verbal hanya pada satu kesempatan (2 Cor 1:13).

37 Cf. O’Brien, Philippians, 77.

38 Cf. O’Brien, Philippians, 76-77.

39 Lihat BAGD, s. v. diafevrw 2.

40 Hawthorne, Philippians, 28.

41 Friedrich Büchsel, TDNT, 2:397-98.

42 Lihat Fee, Philippians, 103-04.

Previous PageTable Of ContentsNext Page