Previous PageTable Of ContentsNext Page

Pelajaran 5: Keadaan Paulus:
Cara Pandang, Sukacita, dan Tujuan Hidup—Bagian II
(1:18b-26)

I. Terjemahan

Dan aku akan tetap bersukacita, 19 karena aku tahu, bahwa kesudahan semuanya ini ialah keselamatanku oleh doamu dan pertolongan Roh Yesus Kristus. 20 Sebab yang sangat kurindukan dan kuharapkan ialah bahwa aku dalam segala hal tidak akan beroleh malu, melainkan seperti sediakala, demikianpun sekarang, Kristus dengan nyata dimuliakan di dalam tubuhku, baik oleh hidupku, maupun oleh matiku. 21 Karena bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan. 22 Tetapi jika aku harus hidup di dunia ini, itu berarti bagiku bekerja memberi buah. Jadi mana yang harus kupilih, aku tidak tahu. 23 Aku didesak dari dua pihak: aku ingin pergi dan diam bersama-sama dengan Kristus--itu memang jauh lebih baik; 24 tetapi lebih perlu untuk tinggal di dunia ini karena kamu. 25 Dan dalam keyakinan ini tahulah aku: aku akan tinggal dan akan bersama-sama lagi dengan kamu sekalian supaya kamu makin maju dan bersukacita dalam iman, 26 sehingga kemegahanmu dalam Kristus Yesus makin bertambah karena aku, apabila aku kembali kepada kamu.

II. Garis Besar

III. Keadaan Paulus: Cara Pandang, Sukacita, dan Tujuan Hidup
(1:18b-26)

Jika anda belum membaca Pelajaran 1:12-18a, kami mendorong anda melakukannya sekarang. Ini merupakan bagian kedua dari seluruh perikop 1:12-26. Kita akan memulainya dengan point B.

Paulus bersyukur karena mengetahui bahwa pemenjaraannya menyebabkan kemajuan injil (1:12). Baik mereka yang diluar gereja, seperti penjaga istana, dan mereka yang didalam gereja, terkena dampaknya. Seluruh penjaga istana dan orang lain yang terkait dengan tempat itu tahu tentang Kristus karena pemenjaraan Paulus (1:13). Mereka yang ada dalam gereja Roma tergerak untuk memberitakan injil (1:14). Walaupun Paulus mengetahui ada sebagian yang memberitakan Kristus dengan maksud yang baik (1:15-16) dan sebagian dengan iri hati dan persaingan (1:15, 17), tapi dia tetap bersukacita karena Kristus diberitakan (1:18a). Singkatnya, vv. 12-18a benar-benar tentang keadaan Paulus dan yang terbongkar sebagai hasil dari pemenjaraannya. Paragraf berikut kita lihat dalam vv. 18b-26 memang menggambarkan responnya terhadap pemenjaraannya. Paulus bersyukur karena apa yang diharapkannya terjadi, yaitu pembebasannya (1:18b-21) dan pelayanan selanjutnya yang harus dilakukannya, jika dibebaskan (1:22-26). Seorang pernah berkata bahwa ujian bagi seorang pemimpim adalah bagaimana dia bertahan dalam kritikan, tapi menyebabkan Kristus diberitakan dalam keadaan yang terlihat sebagai suatu kekalahan. Jemaat Filipi belajar dari teladannya (4:9). Bagaimana dengan kita?

Paulus bersyukur karena injil diberitakan. Dia juga bersyukur dalam harapan pembebasannya dan bahwa Kristus dimuliakan dalam hidupnya baik mati maupun hidup.

Paulus mengakhiri v. 18a dengan tulisan tentang bersukacita atas keadaannya sekarang dan memulai v. 18b dengan tulisan tentang sukacita yang akan datang: Aku akan tetap bersukacita. Penjelasan untuk kata untuk (gar) diawal v. 19 menunjukan apa yang ada dalam 1:19-20 menghasilkan alasan dia terus bersukacita. Ada beberapa masalah kunci untuk dipelajari dalam 2 ayat ini (i.e., 1:19-20), termasuk arti “pembebasan” (so„te„ria), “doa,” “dukungan Roh Kristus Yesus,” “harapan yang pasti,” “malu,” dll. Setelah merenungkan setiap kata dan ekspresi kita kembali menggabungkannya kedalam arti keseluruhan. Mari kita mulai dengan arti dari “pembebasan.”

Paulus berkata bahwa dia tahu hal ini akan berakhir dengan pembebasannya (touto moi apobe„setai54 eis so„te„rian). Kata ini, walau merupakan bagian yang dikutip dari Ayub (lihat dibawah), mungkin menunjuk pada keadaan Paulus termasuk pemenjaraannya dan peningkatan pemberitaan injil, bahkan oleh mereka yang melakukannya agar dia sedih. Tapi apa maksud sebenarnya dari “pembebasan”?

Kata pembebasan diterjemahkan dari kata Yunani so„te„ria. Pada dasarnya, kata „te„ria berarti “bebas,” “selamat,” atau “keselamatan” dan bisa dimasukan dalam berbagai konteks. Dalam PB itu digunakan oleh berbagai penulis untuk terutama untuk keselamatan rohani (Acts 13:26; 2 Cor 7:10; 1 Thess 5:9; ), tapi juga keselamatan secara fisik (Luke 1:77; Acts 27:34; Heb 11:7).55 Apa yang dimaksud Paulus saat dia menggunakan kata itu disini? (1) keselamatan spiritual, dan jika demikian, dalam cara apa? (2) keputusan persidangannya menghasilkan “kebebasan”nya dari penjara; (3) pembenaran oleh Tuhan; atau (4) kombinasi dari 2 hal, 3, atau semuanya? Untuk menjawab ini kita harus menyelidiki latar belakang PL.

Pertama, kalimat yang mirip, “ini akan menjadi kebebasanku” (touto moi apobe„setai eis so„te„rian), juga muncul dalam PL Yunani dalam Ayub 13:16. Kedua, bahasa “malu” dan “memuliakan” dalam Philippians 1:20 mengambil “bahasa ‘orang malang’ seperti dalam mazmur 34:3-6 dan 35:24-28.”56 Maka dari itu, ada bentuk terminology Paulus dalam PL dan ekspresinya dalam 1:19-20. Konteks PL ini tentu saja harus, diselidiki untuk melihat apa sumbangannya terhadap penggunaan so„te„ria oleh Paulus dalam Phil 1:19.

Pertama, kita akan mengutip sebagian teks Ayub:

13 Diam! Aku hendak bicara, apapun yang akan terjadi atas diriku! 14 Dagingku akan kuambil dengan gigiku, dan nyawaku akan kutatang dalam genggamku. 15 Lihatlah, Ia hendak membunuh aku, tak ada harapan bagiku, namun aku hendak membela peri lakuku di hadapan-Nya. 16 Itulah yang menyelamatkan aku; tetapi orang fasik tidak akan menghadap kepada-Nya. 17 Dengarkanlah baik-baik perkataanku, perhatikanlah keteranganku. 18 Ketahuilah, aku menyiapkan perkaraku, aku yakin, bahwa aku benar (dikaios).

Zophar lebih dulu menuduh Ayub hanya berbicara yang tidak bisa diharapkan untuk “dibenarkan” (Ayub 11:2, dikaios). Dia juga menuduh, dengan kejadian mengerikan yang terjadi pada Ayub, melakukan dosa sehingga Tuhan menghukumnya (11:14). Jawaban Ayub dalam pasals 12-14 kepada Zophar, Eliphaz dan Bildad, adalah penegasan kembali ketidakbersalahan atas penderitaannya dan pembenarannya (dikaios) akan menjadi jelas saat Tuhan mengadilinya (v. 18). Dalam 13:13-18 kita bisa melihat bahwa “pembebasan” tidak menunjuk pada pembebasan fisik tapi pembenaran, yaitu, suatu hari nanti (i.e., dalam kekekalan Tuhan menetapkan penghakiman terakhir) Tuhan akan membuktikan Ayub benar dihadapan orang yang menjelekannya.

Kata “pembenaran yang mirip dalam Mazmur 34:3-6 dimana Daud berterima kasih pada Tuhan karena membebaskan dia dari ketakutan dan menghindarkannya dari malu. Dalam Mazmur 35:24-28 Daud juga berbicara tentang pembenaran Tuhan terhadap orang percaya:

24 Hakimilah aku sesuai dengan keadilan-Mu, ya TUHAN Allahku, supaya mereka jangan bersukacita atasku! 25 Janganlah mereka berkata dalam hatinya: "Syukur, itulah keinginan kami!" Dan janganlah mereka berkata: "Kami telah menelannya!" 26 Biarlah bersama-sama mendapat malu dan tersipu-sipu orang-orang yang bersukacita atas kemalanganku; biarlah berpakaian malu dan noda orang-orang yang membesarkan dirinya terhadap aku! 27 Biarlah bersorak-sorai dan bersukacita orang-orang yang ingin melihat aku dibenarkan! Biarlah mereka tetap berkata: "TUHAN itu besar, Dia menginginkan keselamatan hamba-Nya!" 28 Dan lidahku akan menyebut-nyebut keadilan-Mu, memuji-muji Engkau sepanjang hari.

Cukup jelas bahwa so„te„ria dalam Ayub 13:16 berarti pembenaran (cf. 13:18) dan juga dalam 2 mazmur yang kita kutip. Pembenaran dalam Ayub akan terjadi saat penghakiman terakhir. Hal itu sesuai dengan konteks Filipi—suatu konteks yang menunjukan perselisihan dan yang kemudian membawa pada keinginan Paulus untuk dibenarkan oleh Tuhan. Bahwa, disana ada sebagian orang yang mencoba membuat masalah dengan Paulus karena pemenjaraannya. Walau mereka tidak menghormati Paulus—dan mungkin pesannya juga—karena kenyataan pemenjaraannya. Mungkin mereka melihat suatu ketidakkonsistenan yang mereka anggap sebagai injil, disatu pihak, dan Paulus dipenjara menyatakan bahwa dia disana untuk injil, dipihak lain. Lebih jauh, tidak mungkin “pembebasan” menunjuk pada “keluar” dari penjara karena diakhir v. 20 dia terlihat tidak pasti apakah akan hidup atau mati.

Ada 2 faktor lain. Pertama, Paulus umumnya menggunakan kata so„te„ria untuk menunjuk pada keselamatan rohani dan khususnya pembebasan orang percaya dari penghakiman akhir (Rom 10:10; 2 Cor 7:10). Begitulah cara dia menggunakannya dalam Phil 1:28. Hal ini cocok dengan pembenaran saat penghakiman akhir. Kedua, kita telah menyatakan bahwa kalimat, “baik hidup atau mati” dalam v. 20, menunjukan ketidakpastiannya tentang hasil pengadilan dirinya, itu juga menyatakan bahwa dia bicara tentang sesuatu yang lebih penting daripada pembenaran langsung atas pengadilan kaisar—dan dihadapan mereka yang mencoba menyebabkan dia sedih dalam penjara (cf. 17).57 Dia sebenarnya bicara tentang pembenarannya dihadapan pengadilan surga.58 Hal ini konsisten dengan fokusnya atas hidup dan mati untuk Kristus dalam v. 21. Maka itu, dengan pembebasan, maksud Paulus akan pembenarannya adalah saat penghakiman terakhir diatas hukum pengadilan surga. Sekarang, bahwa hal itu tentang pembenaran dimasa depan tetap juga termasuk pembebasannya dari penjara saat ini, walaupun itu bukan perhatian utama Paulus dalam vv. 19-20.

Paulus berkata bahwa hal ini akan menjadi pembenarannya (yang mungkin termasuk atau tidak termasuk pembebasannya dari penjara59) dengan doa dan dukungan Roh Yesus Kristus oleh orang Filipi. Kata doa (dee„seo„s) menurut pengertian sempitnya (lihat pembahasan yang sama dalam 1:4). Disini tidak digunakan untuk menunjuk doa secara umum, tapi dalam hubungan dekat dengan kalimat, “dukungan Roh Yesus Kristus.” Hal ini menunjukan bahwa melalui permintaan spesifik dari jemaat Filipi sehingga Paulus akan menerima dukungan Roh.

Dukungan Roh bisa dimengerti dalam 2 cara. Arti dasar dari dukungan (epichore„gias) adalah “menyediakan”, Apakah menyediakan dalam arti Roh itu? atau, apakah maksudnya Roh yang akan menyediakan bagi Paulus suatu seperti pertolongan atau kekuatan (juga NIV)? Sebagian berpendapat keduanya benar. Jika kita mengambil pengertian pertama, itu tidak berarti Paulus menerima Roh pertama kali. Itu berarti bahwa dia akan menerima pemenuhan Roh yang special. Kata benda epichore„gias digunakan dalam Ephesians 4:16 dan bentuk kata kerja itu digunakan dalam 2 Corinthians 9:10; Colossians 2:19; 2 Peter 1:5, 11 dan contoh paling baik bagi kita ada dalam Galatians 3:5:

3:5 Jadi bagaimana sekarang, apakah Ia yang menganugerahkan Roh kepada kamu dengan berlimpah-limpah dan yang melakukan mujizat di antara kamu, berbuat demikian karena kamu melakukan hukum Taurat atau karena kamu percaya kepada pemberitaan Injil?

Kata “memberi” dalam Galatians 3:5 sama dengan “dukungan” dalam Phil 1:19, walau yang pertama adalah suatu kata kerja. Hal menarik tentang parallel dalam Galatians 3:5 objek langsung “memberi” adlah Roh. Ini membawa tafsiran bahwa epichore„gias dari roh sebenarnya Roh itu sendiri.60 Tapi dalam konteks Phil 1:19 pemikiran bahwa Roh menyediakan sesuatu bagi Paulus, seperti kekuatan (cf. 4:13), kelihatan lebih baik. Maka dari itu, maksud perkataan Paulus yaitu keadaannya akan menjadi keselamatan atau pembenarannya oleh doa jemaat Filipi dan dukungan yang diterimanya dari Roh Kristus Yesus. Maksud dari Roh nya Yesus Kristus menunjukan bahwa Yesus adalah pengirim Roh kepada Paulus atau mungkin itu menunjukan bahwa Kristus satu-satunya yang berdiam dalam Paulus melalui Roh. Pilihan terakhir lebih baik dalam konteks yang berfokus pada Kristus. Seperti kata Fee:

Inilah kenapa Kristus hidup dalam dia—oleh Roh (Rom 8:9-10). Alasan untuk hal ini ada dalam konteks. Perhatian Paulus diseluruh ‘penjelassan’ ada pada Kristus dan injil. Dalam kalimat penutup yang menyatakan nature ‘keselamatan/pembenarannya,” Paulus tahu bahwa Kristus akan dimuliakan dalam hidup dan matinya karena dia dipenuhi oleh Roh Kristus Yesus itu sendiri. Bahwa Kristus berdiam dalam dia oleh Roh akan menyebabkan Paulus—dan injil—tidak mendatangkan malu dan Kristus dimuliakan melalui dia.61

Itu harusnya menjadi doa tulus kita agar Tuhan memenuhi kita dengan Roh sehingga Kristus dimuliakan dalam hidup kita (cf. Eph 3:14-21; 5:18). Apakah anda sedang mengalami kesulitan? APakah itu terlihat tidak mungkin? Berpalinglah pada Tuhan dan minta Dia kekuatan untuk memuliakan Kristus dalam keadaan anda. Dia melakukannya terhadap Paulus. Dia tidak akan gagal terhadap anda. Pemazmur tahu kebenaran tentang ketergantungan akan Tuhan disaat sulit (Ps 56:4)!

Paulus berkata bahwa melalui doa mereka dan dukungan Roh Kudus, dia tahu bahwa keadaannya akan menjadi pembebasan/pembenaran. Inilah keyakinan harapannya, yaitu dia tidak akan malu tapi dengan keberanian penuh, sekarang sampai selamanya, Kristus dimuliakan dalam tubuhnya, baik mati atau hidup.

Pernyataan keyakinan pengharapan merupakan 2 kata dalam teks Yunani dipisahkan oleh conjunction kaiV: “harapan yang sangat” (apokaradokian)62 dan “harapanku” (elpida mou). Apokaradokian hanya muncul satu kali lagi dalam PB, yaitu dalam Romans 8:19 dimana itu menunjukan ciptaan menunggu dalam “harapan yang sangat” dinyatakannya anak Allah. Itu dipermasalahkan oleh sebagian penafsir bahwa kelompok kata karadokeo„ dalam extrabiblical Yunani terdapat ketidakpastian seseorang menunggu hasil suatu peristiwa. Satu contoh yang baik muncul dalam Josephus63 (Perangr 3.264):

Mereka semua yang membawa tangga ketempat lain, dia memperhatikan mereka, tapi dengan sangat menunggu hujan panah datang (italics mine).64

Tapi seperti yang dintunjukan O’Brien, konteks Filipi menghilangkan keraguan penggunaan kata itu oleh Paulus..65 Dia tahu kalau dukungan yang ditawarkan oleh Roh akan cukup bagi dia sehingga Kristus dimuliakan dalam tubuhnya baik hidup atau mati. Maka dari itu Paulus tidak peduli atau tertarik tentang hasil pengadilannya, tapi yakin menanti apapun yang terjadi dia akan memuliakan Kristus. Hal itu dia tahu pasti. Lebih jauh, apokaradokian sangat terkait dengan penggunaan artikelnya untuk mengikuti kata “harapan” (elpida). Harapan dalam PB—tentang kenyataan rohani—tidak menunjuk pada harapan seperti kita sekarang berkata “saya harap besok tidak hujan” atau “Saya harap saya tiba dirumah tepat waktu untuk menonton sepakbola.” Bagi Paulus, harapan merupakan suatu yang pasti dimasa depan dan kesempurnaan keselamatan kita saat kita bersama Tuhan selamanya. Itu menurut kepastian janji Tuhan (e.g., Rom 4:18-21) dan menanti penyempurnaannya dimasa depan (1 Cor 13:13). Tapi pengalaman sekarang tentang harapan masa depan didasarkan atas kenyataan bahwa masa depan terbagi kedalam sekarang dan kita merasa kemuliaannya sekarang (Rom 5:1-5). Rasa kemuliaan sekarang dirasa melalui Roh yang ada didalam yang memberikan kita keyakinan (=harapan) akan masa depan kita dengan Tuhan. Dengan masa depan yang ada sekarang melalui pelayanan Roh yang berdiam dalam kita Paulus yakin (=harapan) bahwa Kristus dimuliakan dalam tubuhnya.

Karena kata apokaradokian dan elpida saling terkait (oleh artikel dalam Yunani) mereka seharusnya dimengerti sebagai suatu hendiadys, yaitu, yang terakhir membentuk yang sebelumnya: “harapan,” atau lebih baik “harapan yang dipenuhi dengan keinginan sangat.”66

Keyakinan harapan Paulus ada sisi nagatif dan positifnya. Disatu sisi, dia berkata dia yakin tidak akan malu. Sisi lainnya, dia tahu dengan keberanian penuh, sekarang dan selamanya, Kristus dimuliakan dalam tubuhnya, baik hidup atau mati.

Paulus menggunakan kata kerja menjadi malu satu kali dalam 2 Cor 10:8 dimana dia bicara tentang tidak malu saat dia menyatakan otoritasnya. Dia tidak malu karena tidak seperti rasul palsu di Corinth, dia memiliki otoritas, dari Tuhan. Dia menggunakan bentuk kata benda (aischune„) di 2 kejadian berbeda dalam 2 Cor 4:2 dan sekali lagi dalam Phil 3:19. Bagian yang pertama dia bicara tentang karakternya sebagai pelayan injil. Dia seorang yang menolak rahasia dan cara yang memalukan, berarti dia tidak mengacaukan firman Tuhan untuk menguntungkan orang yang diberitakan. Dalam Phil 3:19 dia menunjuk pada tindakan immoral mereka yang merupakan musuh Kristus. Gaya hidup mereka memalukan termasuk kesenangan seksual.

Maka dari itu kata aischune„ tidak banyak digunakan dalam PB, tapi sering digunakan dalam mazmur, dalam Jeremiah (Jer 2:36; 12:13), dan dalam Isaiah (1:29; 45:24). Mungkin salah satu contoh terbaik ada dalam Ps 35:26-27 yang sudah kita kutip diatas (cf. also Ps 70:3-5). Fokus sebagian besar pasal PL menunjuk pada seorang yang rendah hati yang percaya Tuhan dan tidak takut mendapat malu dihadapan musuhnya saat hari penghakiman.67 Dalam Phil 1:20 juga berpikir tentang mendapat malu saat hari penghakiman Tuhan karena gagal memuliakan Kristus selama hidup. Perhatian tentang mendapat malu dipengadilan atau dihadapan mereka yang mencoba membuat dia sedih karena pemenjaraannya hanya sekunder. Walau Paulus sering menyatakan tidak bersalah dihadapan yang lain—seperti dalam masalah dengan orang percaya Yahudi (2 Cor 8:21) dan dihadapan semua orang (Acts 24:16)—dia tidak terlalu perduli akan apa yang dipikir pembuat kerusuhan terhadap pelayanannya. Dia, sangat peduli dengan apa yang Kristus pikirkan.

Selain mendapat malu karena melakukan hal yang tidak baik, atau hidup tidak memuliakan Tuhannya, Paulus yakin bahwa Kristus dimuliakan (megalunthe„setai) dalam tubuhnya. Pemazmur juga menggunakan kedua kata kerja, aischunthe„somai dan megalunthe„setai dalam Ps 34:26-27 (lihat diatas): “biarlah musuhku mendapat malu …biarlah Tuhan dimuliakan.” Paulus melakukan hal yang sama disini. Tapi dia tidak mengatakan “aku akan memuliakan Kristus” yang mungkin bagi dia terlalu berani, tapi “Kristus dimuliakan …,” menjadikan Kristus sebagai subjek kata kerja pasif.68 Tapi dimana letak kata “memuliakan/meninggikan” Kristus ini?

Ada 2 anak kalimat yang menolong menjawab pertanyaan ini. Paulus menyatakan keyakinan harapannya akan Kristus dimuliakan (1) dengan keberanian penuh (2) dalam tubuhnya (3) baik hidup atau mati dan dia memperluas memuliakan Kristus dengan, bahkan sekarang dan selamanya.

Pernyataan dengan keberanian penuh dalam bahasa Yunani terdiri dari 2 kata (pase„ parre„sia). Kata parre„sia bisa berarti (1) keterbukaan dan keterusterangan berbicara; (2) keterbukaan dimuka umum; atau (3) keberanian, percaya diri dalam hubungan antar manusia, juga manusia dan Tuhan.69 Kata itu digunakan dalam Yunani Klasik untuk “‘kebebasan berbicara,’ hal demokrasi ‘untuk mengatakan apapun’ yang diingini seseorang …. Dalam PB 2 konotasi utama dari kata itu mirip dengan sukacita keyakinan dihadapan Tuhan, tapi sekarang didasarkan atas karya penyelamatan Kristus, dan proklamasi injil yang berani dan terbuka.”70 Paulus menggunakan kata itu 8 kali dan umumnya sesuai dengan 2 kategori besar ini (2 Cor 3:12; 7:4; Eph 3:12; 6:19; Phil 1:20; Col 2:15; 1 Tim 3:13; Philemon 8). Dia menunjuk pada keberanian berbicaranya dalam 2 Cor 3:12 (7:4?);71 Eph 6:19; Philemon 8 dan keyakinan jalan masuk kepada Tuhan dalam Eph 3:12. Juga, pemikiran “keterbukaan dimuka umum” ada dalam Col 2:15. Bandingkan juga penggunaan kata ini dalam 1 Timothy 3:13 dimana itu menunjuk pada “kepercayaan” atau “keyakinan” seorang pemimpin yang baik dihadapan Tuhan (1 Tim 3:13).

Dalam Phil 1:20 parre„sia seharusnya ditafsirkan dalam rangka hidup dan mati diakhir ayat, dimana kedua kata benda itu menunjuk pada kemungkinan hasil pengadilan Paulus. Dia mungkin dibebaskan (“hidup”) atau dia mungkin menghadapi putusan kematian (“mati”). Karena pengadilannya nanti pada kata, parre„sia mungkin menunjuk pada keberaniannya menyatakan injil dalam keadaan itu. Tapi Kristus dimuliakan melalui hidup Paulus (i.e., dalam tubuhnya) saat dia dengan berani menyatakan Kristus tidak peduli hasil pengadilan. Keinginan hidup Paulus adalah Kristus dimuliakan (Phil 1:12-18a). Dia membawa prilaku dan keinginan yang sama diRoma (cf. sekarang dan selamanya).

Dalam 1:21 Paulus memberikan alasannya (cf. Untuk) dia ingin Kristus dimuliakan dalam hidupnya, baik mati atau hidup. Alasannya sederhana, tapi kuat: “Bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan.” Kata saya (emoi) merupakan penenkanannya dalam Yunani. Paulus tidak hanya berkata bahwa ini (i.e., pernyataan dalam v. 21) adalah prilaku dia dan bukan sebagian besar yang lainnya, walaupun benar, seperti dijelaskan 1:17. Fokusnya, diluar hidup atau mati yang dihadapinya dan bukan konfliknya dengan orang Kristen lain yang memberitakan dengan motif yang salah. Dia berkata bahwa tidak peduli apa yang dilakukan otoritas, keinginanku ialah hidup untuk Kristus. Maka dari itu, bagi Paulus, baik hidup atau mati bukan masalah. Memuliakan Kristus masalahnya.

Paulus ingin Kristus dimuliakan dalam tubuhnya karena bagi dia “hidup adalah Kristus dan mati keuntungan yaitu keuntungan bersama dengan Kristus (v. 23). Jika seluruh hidup anda untuk Kristus, akan lebih baik kalau berhadapan muka langsung dengan Dia (cf. 1 John 3:2-3)! Saat Paulus berkata hidup adalah Kristus dia mengambil kata “hidup” dalam 1:20 yang menunjukan keberadaannya didunia bukan hanya kehidupan rohaninya saja. Ini benar karena “hidup” dalam v. 20 berbeda dengan “mati” fisik. Maka dari itu saat dia berkata “hidup adalah Kristus,” dia menunjuk pada apa yang ingin dia lakukan jika hidupnya berlanjut. Kristus adalah objek keinginannya dan tujuan hidupnya. Maka itu, dia katakana dalam ayat berikut kalau dia terus hidup ini berarti hidup berbuah bagiNya, yaitu pekerjaan yang berbuah untuk Kristus, dilakukan dengan kekuatanNya dan dibawah kuasaNya. Hal ini dalam pengertian luasnya merupakan maksud dari “hidup adalah Kristus.

Tapi pernyataan “hidup adalah Kristus” tidak berarti hanya pelayanan, tapi kedekatan. Paulus menikmati kedekatan dengan Kristus yang dia harapkan terus bertumbuh (dilihat dari keinginannya untuk pergi bersama Kristus). Dia katakana dalam Phil 3:10 bahwa dia ingin mengenal Kristus dan kuasa kebangkitanNya, dan persekutuan dalam penderitaan, dan menjadi seperti Kristus dalam kematianNya agar mendapat kebangkitan dari orang mati. Dalam Galatians 2:20, bagian Alkitab lain yang sering dihubungkan dengan Phil 1:21, Paulus berkata bahwa dia telah “disalibkan bersama dengan Kristus” dan tidak lagi hidup, tapi Kristus hidup didalamnya. Hidup yang dihidupinya sekarang “oleh iman dalam Anak Allah yang mengasihi dia dan memberikan diriNya bagi dia.” Dalam Phil 3:12 Paulus berkata bahwa dia berjuang untuk melakukan apa yang Kristus berikan padanya. Tidak peduli dimana anda berada, Tuhan ingin memberikan anda hati yang sama seperti yang anda lihat disini dalam rasul Paulus. Sebagian besar dari kita lebih memilih tinggal didunia daripada dengan Kristus. Tuhan lebih ingin anda mengenal Kristus disini agar disurga nanti benar-benar merupakan “keuntungan” bagi anda.

Paulus melanjutkannya dengan tulisan yang pribadi dalam vv. 22-24 yang dia ungkapkan berkaitan dengan hidup dan mati. Dia menyadari bahwa jika dia terus hidup itu berarti bekerja menghasilkan buah (i.e., pekerjaan pengabaran injil), tapi dia tidak yakin apa yang dia inginkan. Nyatanya, dia lebih memilih pergi bersama dengan Kristus yang bagi dia lebih baik daripada hidup dalam tubuh. Tapi dia tahu betapa jemaat Filipi membutuhkan dia. Jadi dia simpulkan kalau lebih baik dia tetap dalam tubuh untuk mereka.

Maka itu pengertian bagian ini jelas sudah, tapi ada beberapa detil yang perlu dibahas. Pertama, identifikasi kata “maka” dalam “jika kemudian” menimbulkan kesulitan. Dengan kata lain, v. 22 dimulai dengan “Jika aku ….” Pertanyaan muncul, bagaimana kata “kemudian” mengartikannya? Sebagian penafsir berkata bahwa kata itu harus dibaca demikian:

“Tapi jika hidupku dalam tubuh menghasilkan buah, maka …”72

Jelas, ada maslaah dalam bentuk tulisan Yunani, tapi ini bukan jawaban terbaik. Cara terbaik membaca bagian ini:: Sekarang jika saya tetap hidup dalam tubuh, (maka) ini berarti bekerja menghasilkan buah.” Ada 2 alasan utama: (1) kata “ini” dalam teks Yunani diletakan pertama. Harus diletakan dengan “jika” yang mendahuluinya; (2) teks Yunani v. 22 mungkin dibagi kedalam 3 bagian seperti: (a) sekarang…tubuh; (b) ini…untuk aku” (3) dan apa yang harus aku pilih, aku tidak tahu.” Jika kita mengambil kata terakhir menjadi “maka”, kita menjadikan “dan” (kai) —kata pertama dalam kalimat—berarti “maka.” Ini tidak bisa.

Perkataan Paulus bekerja menghasilakan buah bagiku (moi karpos ergou) secara literal “bagiku buah pekerjaan” dalam teks Yunani. Jarang Paulus menunjuk pada menyelesaikan tugas sebagai hasil kebebasannya dari penjara. Paulus menggunakan kata “buah” untuk menunjukan perjalanan pelayanannya dalam Romans 1:13:

1:13 Saudara-saudara, aku mau, supaya kamu mengetahui, bahwa aku telah sering berniat untuk datang kepadamu--tetapi hingga kini selalu aku terhalang--agar di tengah-tengahmu aku menemukan buah, seperti juga di tengah-tengah bangsa bukan Yahudi yang lain.

Pengertian spesifik dalam Romans 1:13 adalah pertobatan orang sebagai hasil pekerjaan pengabaran injil. Ini mungkin yang dimaksud dalam Philippians 1:22. Fokus diseluruh bagian dalam Philippians (i.e., 1:12-26) ada pada perkembangan injil. Kedua, kata “buah” menunjuk pada “buah pekerjaan” yang kita tafsirkan sebagai buah yang muncul dari pekerjaan pelayanan yang akan Paulus lakukan. Ini tidak menolak buah roh yang akan dimiliki orang yang ditobatkan dalam hidup mereka, tapi fokusnya ada pada injil yang diberitakan (cf. Phil 1:6; 2:30).

Kata kerja lebih memilih (aire„somai) memiliki pengertian “memilih” atau “pilihan” seperti dalam pengertian pilihan Tuhan atau pilihan dalam Thessalonians (2:13), tapi juga memiliki sedikit pengertian “lebih memilih” satu pilihan dari yang lain (Heb 11:25). Inilah pengertian yang dimaksud dalam 1:20, ketiga, dan hanya muncul dalam PB. Paulus mengalami dilemma. Dia tidak tahu apa yang diingininya: pergi bersama dengan Tuhan atau tetap dalam tubuh.

Paulus berkata kalau dia terbagi antar 2 pilihan tetap dalam tubuh dan pergi dengan Kristus. Kata “terbagi” (sunechomai) muncul 12 kali dalam PB. Itu menunjuk pada menutup telinga dengan tangan, seperti yang terjadi pada penuduh Stefanus (Acts 7:57). Itu juga menunjuk pada kerumunan saat mereka “mendesak” Yesus (Luke 8:45) atau pada prajurit saat mereka menjaga Yesus (Luke 22:63). Paulus menggunakan satu kali lagi dalam 2 Cor 5:14 untuk menunjukan kasih Kristus yang “memaksa” dia untuk memberitakan injil (cf. juga Luke 12:50). Makanya itu suatu kata yang mengandung emosi besar berkaitan dengan konteks yang ada. Ada konteks lain yang penggunaannya lebih lagi membawa emosi—emosi derita dan siksa. Kata itu digunakan untuk menunjukan ibu Simon saat “menderita” (sunecho„mene„) karena demam (Luke 4:38). Saat Yesus menyembuhkan orang yang kerasukan iblis dalam Luke 8:26-39 orang-orang dipenuhi ketakutan (8:37; phobo„ megalo„ suneichonto). Itu suatu kata yang berarti “menggambarkan seorang atau objek yang tertekan dari 2 sisi sehingga sulit atau tidak mungkin untuk bergerak dikedua arah.”73 Maka itu suatu hal yang secara emosional sulit dihadapi dan Paulus secara literal “terbagi” hatinya karena hal ini. Akhirnya, rasa pelayanan dan kasih bagi jemaat Filipi menang sehingga dia memilih hal satunya lagi. Dia sadar lebih penting bagi kamu jika aku tetap dalam tubuh. Perhatikan: Itu bukan berarti Paulus ingin melarikan diri dari kenyataan dalam dunia yang sudah jatuh ini dengan “jerih payah dan keringat” tapi dia ingin sekali bersama Kristus. Itu bukan melarikan diri dari kenyataan, tapi ingin bersama Kristuslah yang membuat dia ingin pergi dari hidup ini.

Kita telah membahas dikeseluruhan bagian ini (i.e., vv. 18b-24) bahwa Paulus tidak yakin tentang masa depannya. Dia tidak tahu apakah akan hidup atau mati. Tapi hal ini kelihatannya berlawanan dengan apa yang sekarang dia katakana dalam vv. 25-26. Dalam ayat ini dia kelihatannya yakin akan kebebasannya dari penjara—suatu pernyataan yang berlawanan dengan ketidakpastiannya yang ditulis sebelumnya dalam v. 20, i.e., yaitu, “baik hidup atau mati.”

Beberapa tafsiran yang berbeda dinyatakan tentang masalah ini. Sebagian berpendapat bahwa Paulus menerima pernyatan setelah dia menulis v. 20 dan menyadari dia akan tetap hidup. Sebagian yang lain berpendapat bahwa Paulus sadar dalam penulisan bagian ini kalau Tuhan ingin dia hidup agar jemaat Filipi bisa berkembang imannya. Tapi ada sebagian lain melihat Paulus memulai percakapan dari pernyataan yang pesimis, tapi mengakhirinya dengan pernyataan optimis tentang masa depannya—mungkin karena dia belajar beberapa perkembangan yang baik mengenai pengadilannya. Semua hal diatas lemah karena Paulus menyatakan bahwa kematiannya tetap merupakan kemungkinan dalam 2:17. Lebih jauh, jika dia sampai pada kesimpulan ini, kenapa kembali dan memuliskan lagi vv. 12-14 untuk menyatakan harapannya lebih jelas?74

Ada jawaban yang lebih baik: Paulus tidak mengatakan bahwa dia yakin dia akan tetap hidup. Apa yang dimaksudnya dalam vv. 25-26 adalah jika dia tetap hidup dia yakin itu untuk perkembangan jemaat Filipi dan sukacita dalam iman. Inilah yang dia yakini. Dalam tafsiran ini kata ini dalam v. 25 kembali pada untuk kepentinganmu dalam v. 24 dan membawa pengertian bahwa lebih penting bagi Paulus untuk tetap bersama mereka untuk perkembangan dan sukacita mereka dalam iman.

Kita membahas kata perkembangan (prokope„n) dalam v. 12 dimana kita terjemahkan perluasan—dalam hubungan untuk memperluas atau memperlebar injil. Kita hanya melihat secara singkat pernyataan kata itu disini. Kata benda “perkembangan” (prokope„n) pertama muncul dalam tulisan masa Hellenistic (abad 5th sampai 3rd BCE). Bentuk kata kerja aslinya merupakan suatu arti teknis dari kelautan yang berarti “tetap maju walau ada angina” menunjukan suatu kapal dilaut yang sedang berjuang melawan angina. Kedua kata kerja berarti “maju” dan netral, tidak secara khusus menunjuk kemajuan secara jahat atau baik. Mereka juga digunakan dalam filosofi Stoic untuk membicarakan perkembangan manusia dari kurang hikmat sampai titik menjadi bijak dan akhirnya memiliki hikmat.75 Itu juga digunakan untuk menunjukan perkembangan yang tetap dari suatu pasukan melawan musuhnya (2 Maccabees 8:876). Paulus menggunakan prokope„ untuk menunjukan perkembangannya sendiri dan perkembangannya dalam Yudaisme sebagai orang muda (Gal 1:14). Dia menggunakan kata itu secara positif untuk menunjukan perkembangan yang dia ingin Timotius alami sebagai bukti penyerahan diri sepenuhnya terhadap pelayanan pastoral (1 Tim 4:15), juga secara negative perkembangan yang dibuat pengajar sesat (2 Tim 3:9, 13). Disini dalam Phil 1:25 dia menggunakannya untuk menunjuk pada perkembangan tetap pengertian jemaat Filipi akan iman mereka dan (cf. Phil 1:9-11) apa yang seharusnya baik dalam hubungan mereka dalam komunitas dan dalam dunia (1:27-30).

Alasan utama Paulus ingin bersama dengan mereka tidak hanya untuk perkembangan mereka dan sukacita dalam iman, tapi juga agar kebanggaan berlimpah dalam Kristus Yesus karena kehadirannya. Kata nama baik (kauche„ma) benar-benar menunjukan “dasar untuk sombong” bukan tindakannya (yang memerlukan kauche„sis). Maka itu tindakan bangga mereka dengan Paulus bersama mereka, adalah dalam Kristus Yesus. Semuanya diarahkan pada Kristus dan dia menyadari walau dia bisa, melalui kehadiran dan pelayanan pribadinya (cf. Rom 1:11-12), menjadi alat dalam hidup mereka—mendorong mereka bangga dalam kebesaran Kristus tidak terhadap yang lain. Paulus bicara tentang bangga dalam Tuhan dalam 1 Corinthians 1:31 dimana dia mengutipnya dari Jeremiah 9:24. Dia mengutip nabi PL untuk menegur jemaat Korintus yang membanggakan diri dalam manusia. Disana mungkin ada banyak kebanggaan yang tidak tepat seperti yang kemudian berusaha diperbaiki Paulus (i.e., hanya dalam Tuhan saja) yang dia buktikan dalam hidupnya (3:3 and 4-6ff).

Dengan pernyataan akhirnya Paulus sampai pada akhir bagian ini dalam menggambarkan keadaan dan perkembangan injil. Teladan seperti Kristus, kerendahan hati, dan keberanian mengabarkan injil menyiapkan kita kepada seruan dalam 1:27-2:18. Dalam bagian itu dia mendorong gereja Filipi untuk mengembangkan kerendahan hati, tegak berdiri dalam injil, bersehati. Sekali lagi dia menjadi teladan (4:9) dari hal yang dinasehatinya.

IV. Prinsip bagi Aplikasi


54 Untuk penggunaan yang serupa atas of apobhsetai berarti “akan dibalikan,” lihat Luke 21:13.

55 Lihat BAGD, 801.

56 Lihat Gordon D. Fee, Paul’s Letter to the Philippians, The New International Commentary on the New Testament, ed. Gordon D. Fee (Grand Rapids: Eerdmans, 1995), 130-32; Peter T. O’Brien, Philippians, The New International Greek Testament Commentary (Grand Rapids: Eerdmans, 1991), 114.

57 Cf. Moisés Silva, Philippians, Baker Exegetical Commentary on the New Testament, ed. Moisés Silva (Grand Rapids: Baker, 1992), 68.

58 Cf. O’Brien, Philippians, 110.

59 Untuk pendapat bahwa “pembebasan” berarti dibebaskan dari penjara lihat Gerald F. Hawthorne, Philippians, Word Biblical Commentary, ed. Ralph P. Martin, vol. 43 (Waco, TX: Word Books, 1983), 39-40.

60 Lihat Fee, Philippians, 132-34.

61 Fee, Philippians, 134-35.

62 Lihat BAGD, s.v. apokaradokia, 92.

63 Josephus merupakan seorang sejarawan Yahudi yang hidup di abad pertama dan sejaman dengan Paulus.

64 Lihat William Whiston, trans., The Works of Josephus: Complete and Unabridged, new updated edition (Peabody, MA: Hendrickson, 1987), 651.

65 O’Brien, Philippians, 113.

66 O’Brien, Philippians, 113.

67 Lihat Rudolph Bultmann, TDNT, 1:189-91.

68 Hawthorne, Philippians, 43.

69 Lihat BAGD, s.v. parrhsia.

70 Andrew Lincoln, Ephesians, Word Biblical Commentary, vol. 42, ed. Ralph P. Martin (Dallas, TX: Word Books, 1990), 190.

71 2 Cor 7:4 munkin juga berarti “bicara dengan berani,” tapi sulit dipastikan. Lihat Ralph P. Martin, 2 Corinthians, Word Biblical Commentary, vol. 40, ed. Ralph P. Martin (Waco, TX: Word Books, 1986), 221.

72 Lihat pembahasan dalam O’Brien, Philippians, 124; Hawthorne, Philippians, 46-47; Fee, Philippians, 142-43.

73 Homer J. Kent, “Philippians,” in The Expositor’s Bible Commentary, vol. 11, ed. Frank E. Gaebelein (Grand Rapids: Zondervan, 1978), 115.

74 Lihat O’Brien, Philippians, 138-39.

75 Lihat Gustav Stählin, TDNT, 6:703-19.

76 2 Maccabees adalah kitab Apocrypha (14 atau 15 kitab Yahudi yang ditulis dari 250 BCE sampai150 CE) dan memberikan kita interpretasi teologis tentang peristiwa diantara orang Yahudi dalam abad kedua BCE.

Previous PageTable Of ContentsNext Page