Previous PageTable Of ContentsNext Page

Pelajaran 6:
Seruan untuk Sehati—Bagian I
(1:27-30)

I. Terjemahan

27 Hanya, hendaklah hidupmu berpadanan dengan Injil Kristus, supaya, apabila aku datang aku melihat, dan apabila aku tidak datang aku mendengar, bahwa kamu teguh berdiri dalam satu roh, dan sehati sejiwa berjuang untuk iman yang timbul dari Berita Injil, 28 dengan tiada digentarkan sedikitpun oleh lawanmu. Bagi mereka semuanya itu adalah tanda kebinasaan, tetapi bagi kamu tanda keselamatan, dan itu datangnya dari Allah. 29 Sebab kepada kamu dikaruniakan bukan saja untuk percaya kepada Kristus, melainkan juga untuk menderita untuk Dia, 30 dalam pergumulan yang sama seperti yang dahulu kamu lihat padaku, dan yang sekarang kamu dengar tentang aku.

II. Garis Besar

III. Seruan untuk Sehati—Bagian I
(1:27-30)

Paulus memulai v. 27 dengan kata keterangan hanya (monon) yang membentuk kata kerja utama “hendaklah dirimu.”77 kata monon kembali pada ketidakpastian tentang pembebasan Paulus dalam v. 20 dan mengantisipasi perkataannya dalam sisa v. 27—”apabila aku datang …” Itu ada diawal kalimat teks Yunani yang dengan sendirinya itulah penekanannya. Beberapa penafsir berpendapat bahwa itu membuat peringatan seperti yang diangkat Paulus dari vv. 18b-26 ke vv. 27-30 didalamnya dia menasihati komunitas Filipi. Kalimat “apabila aku datang dan melihat kamu …aku mendengat” tidak berarti mereka tidak melakukan perintah hidup berpadanan dengan injil, dia (atau Tuhan) akan memaksakan disiplin atas mereka saat Paulus akhirnya datang diFilipi. Kata itu dihubungkan dengan vv. 29-30 dimana alasan utama untuk taat : mereka harus hidup berpadanan dengan injil karena itu diberikan kepada mereka tidak hanya untuk dipercayai, tapi juga untuk menderita bagi Kristus. Maka dari itu, bahkan ditengah penganiayaan mereka memiliki tanggung jawab untuk hidup dalam cara yang menyenangkan Kristus (cf. Phil 2:12-13; Col 1:10-11). Ini konsisten dengan ide yang dinyatakan dalam 1:29, yaitu, baik penderitaan dan percaya diberikan kepada orang Filipi.

Hidup berpadanan dengan injil merupakan tujuan utama Paulus diseluruh pergumulannya dan dalam penjara. Dalam 1:20 dia bicara tentang memuliakan Kristus dalam tubuhnya dan dalam 3:10-11 dia menyatakan keinginan terdalamnya untuk mengenal Kristus sehingga dia bisa mendapat kebangkitan dari kematian. Jemaat Filipi juga, dalam situasi penganiayaan disana, harus hidup berpadanan dengan Kristus. Maka dari itu kata monon menambah arti ugensi dan satu tujuan perintah Paulus.

Satu-satunya perintah yang muncul dalam bagian ini adalah hendaklah dirimu (politeuesthe)—suatu kata yang tidak umum bagi Paulus dan penulis PB yang lain dalam hal ini. Satu-satunya kemunculan lain dalam PB ada dalam Acts 23:1 dimana Paulus mengatakan pada Sanhedrin kalau dia telah memenuhi tugas dihadapan Allah dengan baik. Umumnya, Paulus menggunakan kata lain untuk menggambarkan kehidupan Kristen, yaitu, “berjalan” (peripateo„; Rom 13:13; Eph 4:1; Col 1:10; 1 Thess 2:12). Tapi disini dia memilih kata yang awalnya membawa pengertian peran aktif dalam kegiatan politik “Negara” (polis). Itu menyatakan tindakan bebas dari seorang warga Roma dan juga terdapat beberapa tanggung jawab. Maka dari itu ada focus keseluruhan dari kata itu yang diperkirakan baik seluruhnya. Kenyataan bahwa gereja terdiri dari warga Roma (lihat Pelajaran I: Pendahuluan, Latar belakang dan Garis Besar) bisa menunjukan permainan kata yang digunakan Paulus akan kewargaan Roma mereka sebagai gambaran kewargaan sorga dan tanggung jawab dalam gereja dan kepada injil (cf. 3:20). Maka dari itu ada hubungan yang jelas dengan perintah yang ditekankan kemudian dalam kalimat, “berjuang bersama” dalam v. 27.

Sampai saat ini, Paulus menyerukan seruan yang urgen supaya mereka hidup seperti warga Negara surga (cf. 3:20) yang berpadanan (axio„s) dengan injil Kristus. Beberapa pertanyaan muncul dalam pikiran terhadap penggunaan kata axio„s. Pertama, apa arti kata itu? Kedua, apa hubungannya dengan injil Kristus? Dengan kata lain, bagi jemaat, apa yang “sepadan” dengan injil dan apa yang “tidak sepadan dengan injil Kristus? Ketiga, bagaimana kata ini berhubungan dengan kewarganegaraan yang ada dalam kata kerja utama?

Pertama, arti dari kata ini—satu yang sangat penting bagi Paulus dan yang sangat jelas menunjukan bahwa injil memiliki dimensi etika didalamnya (tidak hanya murni peradilan)—bisa dilihat dari teks Paulus yang lain. Dalam 1 Thessalonians 2:12 Paulus mengatakan pada orang percaya di Thessalonian, yang sedang ditindas (2:14), kalau mereka harus hidup berpadanan dengan Tuhan yang memanggil mereka kedalam kerajaan dan kemuliaanNya. Kita perhatikan bahwa dalam 1 Thess 2:13, ayat berikutnya, penerimaan mereka terhadap Firman ditunjukan oleh Paulus dalam menerima tamu; mereka menerima pesan injil sebagai perkataan Tuhan sendiri, tidak hanya perkataan manusia! Menerima Alkitab—Kebenaran yang dinyatakan Tuhan—tidak kurang dari perkataan Tuhan melalui perkataan manusia, merupakan tempat permulaan berjalan sepadan dengan Tuhan. Jangan menolak firmannya, tapi bersukacita dan taati (James 1:22).

Lebih jauh dalam Colossians 1:10, Paulus mendefinisikan hidup (peripateo„) berpadanan dengan Tuhan sebagai menghasilkan buah dalam setiap pekerjaan baik, bertumbuh mengenal Tuhan, dan dikuatkan oleh Tuhan untuk tahan menderita. Sekali lagi dalam Ephesians 4:1 dia mendorong orang Kristen untuk berjalan selaras dengan panggilan mereka, dengan menunjukan kualitas seperti kerendahatian, lemah lembut, tahan menderita, kasih, dan kesehatian. Mengingatkan kembali kesehatian merupakan pembahasan utama dalam gereja Filipi.

Menggunakan bahasa yang sama dengan rasul Paulus, bishop yang disegani dari Smyrna, Polycarp—martir diusia 86 (155-60CE)—kemudian menulis kepada jemaat Filipi mendorong mereka untuk berjalan (peripateo„) sepadan dengan perintah dan kemuliaan Tuhan. Makanya kata itu berarti hidup selaras dengan suatu standar. Disini dalam Philippians 1:27 standar itu adalah “injil Kristus”

Sekarang kita mengerti arti “sepadan” kita kembali kepertanyaan kedua, yaitu tindakan apa yang sejalan dengan injil Kristusdan tindakan apa yang tidak? Ini hanya bisa dimengerti setelah kita menggali apa yang Paulus maksudkan dengan injil Kristus (tou euaggeliou tou christou). Karena injil merupakan kelompok pemikiran yang kompleks sehingga kita perlu bertanya aspek apa yang difokuskan Paulus disini.

Umumnya, injil bisa dikarakteristikan dengan “kabar baik” tentang Kristus. Itu termasuk didalamnya pengenalan pribadi Kristus sendiri, juga karyaNya dan kepentingannya bagi manusia disegala masa. Kenyataan Paulus memerintahkan jemaat Filipi untuk menjalankan kehidupan mereka sebagai “warga surga” yang sepadan dengan injil Kristus, dan dia mendampingkan perintah ini dengan hymn dalam 2:6-11, menunjukan bahwa kebenaran dalam 2:6-11 adalah yang Paulus maksudkan dengan injil Kristus dalam 1:27. Dengan kata lain, hymn 2:6-11 menunjukan apa injil Kristus itu. Karena itu dalam 2:6-11 injil melibatkan penghinaan Yesus, yang walaupun Dia adalah Tuhan, merendahkan dirinya dengan mengambil rupa manusia, menderita dan mati. Injil juga melibatkan kebangkitan dan kenaikan serta aplikasi kemenanganNya bagi mereka yang percaya (cf. Phil 2:9-11; Acts 13:37-38). Hal ini merupakan gambaran injil Kristus.

Sekarang saat Paulus berkata “hendaklah dirimu” berpadanan dengan injil Kristus dia memikirkan tentang jemaat Filipi yang hidupnya harus rendah hati, kasih, sehati ditengah penindasan. Untuk pastinya, hidup Kristen yang berkemenangan didasari oleh kebangkitan Kristus, tapi aspek injil yang ditekankan Paulus disini dalam Philippians 1:27 sebagian besar berkaitan dengan penderitaan merendahkan hati dan kesehatian diantara anggota gereja. Maka itu tindakan yang tidak sesuai dengan injil termasuk ketidaksehatian dan ketakutan (cf. 1:27-28), juga dosa yang berkaitan dengan mengeluh dan ngomel—2 tindakan yang tidak sepadan dengan injil (2:14). Kebiasaan ini adalah dosa dan kita diingatkan kalau karena dosa itulah Kristus mati (cf. 2 Cor 5:21). Hidup yang sepadan dengan injil adalah yang membuat kesehatian dalam gereja (sesuai dengan kebenaran, cf. Eph 4:15) dan memenuhi kebutuhan orang lain daripada diri sendiri (Phil 2:3-4). Ini sesuai dengan kabar baik tentang orang yang hidup rendah hati dan kasih dan yang secara konsisten memenuhi kebutuhan orang lain, walau dia disiksa sampai mati (cf. 2:5). Kenyataannya, kematiannya, menjadi teladan bagi yang lain untuk mengorbankan diri (cf. John 15:13). Karena itu kita telah menjawab pertanyaan diatas mengenai artinya berjalan sepadan dengan injil Kristus.

Kita sekarang membahas tentang arti dari ayat berikut. Rencana Paulus mengirim surat ini, dan kemudian mengirim Timotius kepada jemaat Filipi sesudahnya (2:19). Kemudian, dia berharap dia akan melihat mereka lagi, tapi dia tidak yakin jika saat dia harus pergi, apakah Timotius akan kembali dengan kabar tentang mereka. Maka dari itu dia berkata baik aku datang dan melihat kamu atau baik aku tidak datang—Aku tetap mendengar (akouo„)….

Tidak peduli apa yang terjadi, hal yang diinginkan Paulus adalah mereka tetap berdiri (ste„kete) dalam satu roh. Kata ste„kete digunakan dalam konteks pertempuran militer menunjuk pada “prajurit yang menolak meninggalkan post mereka seberat apapun keadaan perang.”78 Paulus menggunakan kata ste„kete 7 kali dalam suratnya (Rom 14:4; 1 Cor 16:13; Gal 5:1; Phil 1:27; 4:1; 1 Thess 3:8; 2 Thess 2:15). Dalam kebanyakan kasus kata berdiri teguh sesuai dengan kesaksian seseorang tentang iman mereka (i.e., percaya dalam Tuhan) dan dengan kuasa yang Tuhan sediakan (cf. Phil 4:13). Dalam Romans 14:4 Tuhan bisa membuat seorang yang dikatakan lemah iman untuk tetap dalam keyakinannya. Dalam 1 Corinthians 16:13 Paulus mendorong orang – orang dalam gereja untuk teguh berdiri dalam iman, ditambah dengan kekuatan dan keberanian. Dalam Galatians 5:1 Paulus mendorong jemaat Galatians untuk berdiri teguh dalam kesaksian mereka bahwa Kristus telah memerdekakan mereka dari Hukum satu kali untuk selamanya. Mereka tidak perlu, melakukan Hukum untuk mendapat kesesuaian dengan Tuhan. Dalam 1 Thessalonians 3:8 dan 2 Thessalonians 2:15 Paulus bicara tentang berdiri teguh ditengah musuh (e.g., pengajar sesat) dan berdiri teguh dengan memgang ajaran Paulus sebagai kebenaran. Paulus bicara tentang hidupnya sebagai teladan bagi jemaat Filipi bagaimana berdiri teguh dalam Tuhan menghadapi mereka yang menindas atau mengajar pengajaran yang berlawanan dengan cara Tuhan (lihat 4:1). Jadi disini dalam Phil 1:27 Paulus ingin jemaat Filipi berdiri teguh dalam satu roh. Bagi jemaat Filipi, Paulus ingin mereka berdiri teguh, untuk menjaga dan mengembangkan kesaksian injil juga tuntutan etika dengan hasil tidak ada tekanan luar yang bisa merubah kesetiaan mereka!

Paulus tahu bahwa jika jemaat Filipi mengijinkan perpecahan dalam gereja mereka, iman mereka semua akan terluka dan gereja akan kehilangan kesaksian untuk Kristus (cf. John 17:21-22). Maka dari itu dia menambahkan bahwa mereka berdiri teguh dalam iman harus merupakan berdiri dalam kesehatian, dalam satu roh (en eni pneumati). Dia ingin mereka berjuang bagi iman seperti seorang yang benar-benar berkomitmen akan satu tujuan (cf. James 1:5-8 contoh seorang yang berpikiran dua). Bagaimanapun, sebagian sarjana mengartikan “roh” dalam teks Yunani sebagai petunjuk pada Roh Kudus, tapi ini tidak meyakinkan karena konteksnya ditujukan pada prilaku kerendahatian dan kesehatian (cf. sejajar dengan “satu pikiran” dalam ayat ini dan prilaku yang disebutkan dalam 2:3-4). Paulus ingin jemaat Filipi menjaga kesatuan mereka waktu mereka berjuang untuk iman. Lebih jauh, jika “roh” dalam v. 27 menunjuk pada Roh Kudus, maka bagian ini harus dibaca kalau Paulus mencoba mengetahui apakah mereka benar-benar memiliki Roh. Dengan menunjukan diri mereka sesuai dengan injil, sehingga dia bisa yakin mereka benar. Tapi tidak ada dalam konteks bahwa dia meragukan apakah mereka memiliki atau tidak Roh Kudus (cf. 1:6).79

Kalimat dengan berjuang bersama sebenarnya satu kata (i.e., a present participle) dalam taks Yunani, yaitu, sunathlountes. Itu ditemukan dalam PB hanya 2 kali, disini dan Phil 4:3—bukti hubungan 2 bagian ini. Kata ini berarti “bergumul bersama” atau “berjuang sepanjang jalan” seseorang untuk suatu hal.80 Kata “dengan” menunjukan bahwa cara yang dipikir Paulus agar jemaat Filipi berdiri teguh adalah dengan berjuang bersama dengan satu pikiran (mia Psuke„), yaitu “benar-benar bersatu” seperti mereka adalah satu orang. Sementara metafora “berdiri teguh” diambil dari kehidupan militer, kalimat “berjuang bersama” merupakan metaphor dalam dunia olahraga. Seperti kata Hawthorne:

Dengan itu [i.e., sunathlountes] Paulus mengubah gambaran dari prajurit dimedan perang ke atlit yang berjuang dalam tim, bersama, bermain tidak sebagai individu tapi bersama dengan satu pikiran, satu tujuan.81

Jemaat Filipi harus berlaku berpadanan dengan injil Kristus dalam cara yang sehati untuk iman akan injil (te„ pistei tou euaggeliou). Kata kunci mereka untuk mengerti kalimat “untuk iman akan injil” adalah “iman”. Setidaknya ada 3 arti umum yang ditemukan dalam Paulus dan dalam PB. Pertama, kata itu bisa berarti “kesetiaan” atau “ kesediaan.” Maka dari itu Paulus berkata dalam Romans 3:3 bahwa kondisi manusia yang tidak setia tidak bisa menggagalkan “kesetiaan” Tuhan, yaitu komitmenNya akan janji serta tindakan keselamatanNya.

Kedua, kata itu sering digunakan untuk menunjuk pada tindakan kepercayaan seseorang kepada Tuhan atau Kristus (Mk 11:22; Ac 19:20; 1 Pt 1:21; Heb 6:1; 1 Thess 1:8). “Iman” bisa menunjuk pada “iman dalam Tuhan” saat Tuhan tidak disebutkan dalam konteks (cf. Iman Abraham dalam Rom 4:5, 9, 11-13, 16). Dalam Col 2:12 Paulus menunjuk pada “iman dalam pekerjaan Tuhan yang membangkitkan dia[Yesus] dari kematian.” Lebih jauh, mereka yang percaya pada pertolongak Kristus dalam tekanan rohani dan fisik (Matt 8:10; 9:2, 22, 29; 15:28; Mark 2:5; 4:40; 5:34; 10:52; Luke 5:20; 7:9, 50; 8:25, 48; 17:19; 18:42; Acts 14:9). Iman jelas merupakan iman dalam Kristus dari penambahan kata depan setelah kata “iman” (Acts 20:21; 24:24; 26:18; Col 2:5; Gal 3:26; Eph 1:15; Col 1:4; 1 Tim 3:13; 2 Tim 3:15). “iman” bisa juga ditunjukan sebagai “iman dalam nama Yesus” (Ac 3:16a). Ada juga penggunaan lain dari “iman” termasuk “iman” sebagai kebaikan selain kasih (1 Thess 3:6; 5:8; 1 Tim 1:14) dan pengharapan (1 Cor 13:13; 1 Peter 1:21) demikian juga “iman” sebagai pemberian khusus yang hanya sedikit dimiliki dan bisa memampukan mereka percaya pada Tuhan akan hal-hal yang luar biasa (1 Cor 12:9). Dalam semua penggunaan kata di kategori ini, kata kerja atau pengertian aktif dari kata ini; itu menunjukan tindakan percaya.

Tapi ada penggunaan ketiga dari kata ini dalam Paulus dan PB. Kata ini bisa menunjuk pada suatu tubuh orang percaya atau suatu pengajaran. Mungkin contoh paling jelas tentang hal ini ada dalam Jude 3 (cf. v. 20) dimana Jude menemukan hal itu perlu, masuknya pengajar sesat, untuk mendorong pembacanya bergumul bagi “iman” sekali selamanya “yang dipercayakan kepada orang kudus”. Dalam hal ini kata itu menunjuk pada:

…pengajaran rasul dan dalam persekutuan (Acts 2:42). Tentu dalam ayat ini, dia[jude] sangat dekat menyatakan suatu wahyu yang tepat, suatu konsep yang disangkal sekarang ini. Tuhan, telah mempercayakan pada umatnya suatu pengajaran tentang AnakNya, untuk memelihara mereka, dan saat mereka jatuh….jude berkata bahwa tradisi rasul Kristen normative bagi umat Tuhan.82

Kata “iman” menunjuk pada pengajaran normative yang ditemukan sebelumnya dalam Paulus (Rom 1:5;12:6?; Gal 1:23; 3:23-25?; 2 Tim 4:7).83 Pengertian ketiga inilah yang dimaksud Paulus dalam Phil 1:27. Dia ingin mereka berjuang bagi kebenaran yang adalah injil. Kalimat itu bisa diperluas dengan: “untuk kebenaran yang harus dipercaya tentang injil.” Maka dari itu jika injil sedang diserang di Filipi, gereja harus menghadapi musuh dengan bersatu disekitar pengajaran rasul dan menolak mengijinkan orang tertentu menjauhkan mereka darinya.84

Paulus tidak hanya ingin mereka berdiri teguh dengan “berjuang sebagai satu kesatuan” untuk kebenaran tentang injil, tapi dia juga ingin mereka berdiri teguh dengan tidak digentarkan sedikitpun oleh wan mereka (me„ pturomenoi en me„deni). Kalimat pturomenoi adalah kata yang jarang, tidak ditemukan baik di PL maupun PB. Dalam tulisan Yunani selalu digunakan dalam bentuk pasif dan berarti “tidak digentarkan,” “ditakutkan” atau “membiarkan diri diintimidasi”85 Itu bisa berarti lari tunggang langgang ketika sekelompok kuda ketakutan oleh alasan tertentu.86 Jemaat Filipi tidak digentarkan sehingga mereka “lari” dari musuh mereka. Jelas dari hal ini bahwa orang ini mencoba mengguncang gereja supaya terbongkar. Paulus menyerukan jemaat Tesalonika dengan kalimat yang mirip saat dia mengatakan pada mereka untuk berjaga atau siap sedia akan pencobaan yang sedang dihadapi (1 Thess 3:3-4).

Paulus menunjuk orang yang menyebabkan masalah bagi jemaat Filipi sebagai lawanmu (upo to„n antikeimeno„n). Kata antikeimeno„n digunakan beberapa kali, seluruhnya 8 kali dalam PB. Dalam Luke 13:17 pemimpin sinagoge marah karena Yesus menyembuhkan wanita dihari sabat. Yesus menegur orang itu (dan semua orang yang bersama dia), menyebut dia munafik dan mengingatkan dia bahwa lebih ingin menolong binatang daripada manusia. Sebagai hasil teguran itu, kata Lukas “semua lawan Yesus dipermalukan.”

Lukas menggunakan kata ini sekali lagi dalam kotbah tentang pohon zaitun. Disana Yesus mendorong muridnya untuk tidak kuatir bagaimana mereka mempertahankan diri mereka saat Yerusalem dikalahkan musuh menunjuk pada peristiwa kedatangan kembali. Mereka akan diberikan janji, dimana tidak satupun lawan mereka akan tahan atau melawan mereka.

Paulus juga menggunakan kata itu untuk menunjuk mereka yang melawan dia dan pesannya, termasuk mereka yang dengan kejam terhadap lawannya. Dalam 1 Corinthians 16:9 dia berkata bahwa pekerjaannya belum selesai di Efesus karena disana ada pintu besar (cf. “pintu” dalam\ Acts 14:27; 2 Cor 2;12; Col 4:13) kesempatan terbuka baginya. Dia tidak mengatakan pada orang Korintus dalam suratnya dimana musuh Efesusnya, tapi mereka mungkin termasuk “pemahat patung yang membuat miniature perak Artemis” (Acts 19:23-27).87 Lebih jauh Paulus menggunakan kata itu untuk menunjuk praktek immoral yang berlawanan dengan injil (1 Tim 1:10) dan menunjuk orang berdosa yang meninggikan dirinya diatas segalanya yang disembah sebagai Allah (2 Thess 2:4). Setan juga dinyatakan sebagai musuh orang Kristen dan usaha menjaga pekerjaan kesaksian injil yang baik (1 Tim 5:14). Akhirnya, menurut Paulus, peperangan yang terjadi antara daging dan Roh dalam kehidupan Kristen karena keduanya berlawanan (Gal 5:17). Maka dari itu kata ini bisa menunjuk pada konflik didalam diri yang sangat dan antar sesama (dan antara setan dan manusia) dan menggambarkan pengertian Paulus tentang konflik yang terjadi di Filipi.

Identifikasi pasti dari musuh jemaat Filipi sangat sulit dipastikan dan jelas bukan pengertian utama dalam bagian ini. Tapi beberapa pendapat baik untuk disebut. Sebagian berpendapat bahwa karena tidak ada cukup orang Yahudi dikota Filipi (cf. pembahasan dalam Pelajaran 1: Pendahuluan, latar belakang, dan Garis Besar) maka sepertinya musuh gereja adalah orang Yahudi.88 Tapi kata Kent:

Sebagian yang berkeras bahwa hal itu bukanlah Yahudi karena populasi Yahudi sangat sedikit (Lenski, p. 755). Ini membuang fakta bahwa Yahudi yang kejam sering mengganggu langkah Paulus dan menyebabkan masalah dalam gereja yang dibangunnya. Hal ini terjadi juga digereja Makedonia (Thessalonica: Acts 17:5; Berea: Acts 17:13).89

Juga melawan pemikiran bahwa hal ini bukan Yahudi karena pembahasan Paulus dalam 3:2-3 kelihatannya menunjukan benar Yahudi terlibat. Dia menunjuk orang Kristen sebagai “sunat sejati” yang kelihatannya menunjukan bahwa musuhnya adalah Yahudi asli, karena dia mengatakan mereka “sunat palsu.”90 Juga ketika dia berkata “jangan menaruh percaya pada manusia,” ini masuk akan jika orang Yahudi yang menaruh percaya pada daging dibelakang beberapa masalah di Filipi.

Maka dari itu, ada ruang dalam kata “musuh” untuk Yahudi. Tapi apakah mereka orang Yahudi yang sudah diselamatkan yang kemudian mempertahankan versi legalistic dari injil (cf. Acts 15)? Ini tidak mungkin karena sangat sulit untuk membayangkan Paulus menunjuk orang Kristen, tidak peduli seberapa tersesat mereka menuju “kehancuran” (apo„leias).91

Lebih jauh, ada factor yang membuat hal itu sulit melihat keterlibatan orang Yahudi, kalau mereka menjadi ancaman gereja dalam 1:28; sementara orang Kristen non Yahudi di Filipi dikacaukan oleh lawan Yahudi, tidak mungkin mereka “digentarkan” setidaknya tidak terlihat dari bahasa Paulus.

Maka dari itu, walau ada kemungkinan kata antikeimeno„n digunakan untuk Yahudi yang belum percaya, pasti ada sumber utama dari penindasan itu. Fee berpendapat bahwa “lawan” mungkin datang dari warga Roma sendiri:

Ada kelompok di Filipi yang “melawan mereka.” Karena orang Filipi tahu siapa yang dimaksud Paulus, dia tidak merincinya; kita hanya bisa menebak. Tapi dengan beberapa petunjuk disurat ini, terutama penekanan pada Kristus sebagai “tuhan” dan “juruselamat” dan kesetiaan koloni itu pada penyembahan kaisar, kelihatannya lebih mungkin warga roma di Filipi, yang menyembah kaisar, menekan orang percaya diFilipi; kepercayaan mereka diberikan pada yang lain kurios, Yesus, yang dihukum ditangan kerajaan. Konteks sekarang, yang ditekankan Paulus bahwa mereka menjalani “pergumulan yang sama” yang sekarang dia jalani—sebagai tahanan kerajaan—memberikan kita alasan yang baik untuk percaya.92

O’Brien, yang juga melawan pendapat bahwa itu adalah Yahudi dalam 1:28, berpendapat bahwa musuh datang dari penduduk Filipi yang berpengaruh pada etika tinggi orang Filipi. Hidup kudus mereka yang membentuk gereja membangkitkan rasa bersalah diantara penyembah berhala di Filipi.93 Walau ini mungkin benar, itu kelihatannya kurang meyakinkan daripada pendapat bahwa warga Filipi bereaksi karena orang Kristen tidak mendukung penyembahan kaisar.

Apapun lawan dalam 1:28, Paulus ingin gereja berdiri dalam satu roh untuk injil dan tidak digentarkan. Sekarang, setelah gereja melakukannya, Paulus berkata prilaku itu (=ini [he„tis]) akan menjadi tanda bagi mereka yang melawan jemaat Filipi. Sebagian sarjana berpendapat bahwa kata ini bisa menunjuk kembali pada iman jemaat Filipi (v. 27), atau penderitaan mereka, atau penindasan dari lawan, atau kemantapan mereka. Umumnya, itu benar, kecuali penindasan oleh lawan. Maka dari itu, kata “ini” Paulus tunjukan bagi kemantapan mereka ditengah penindasan—dan semua itu karena iman mereka.

Kata tanda (endeixis) muncul 4 kali di Paulus (Rom 3:25, 26; 2 Cor 8:24; Phil 1:28) dan berarti “bukti”94 Maka dari itu prilaku jemaat Filipi saat ditindas merupakan “bukti” mereka akan diselamatkan, tapi mereka akan menderita kehancuran. Karena itu adalah “peristiwa yang akan datang,” yaitu “keselamatan” dan “kehancuran” sebagaian terjemahan mengartikan endeixis dengan kata “tanda” untuk menunjuk masa depan (juga e.g., NIV). Tapi lebih baik diterjemahkan sebagai “pertanda.”95 Ini tidak menyangkal pernyataan masa depan, tapi memberikan peristiwan itu kesuraman dan nada buruk. Ini tidak berarti bahwa lawan Filipi mengerti peristiwa ini sebagai bukti kehanciran mereka, kecuali mungkin marginal,96 karena kata mereka dalam pernyataan “kehancuran mereka” berarti “berkaitan dengan kehancuran mereka.”

Kata kehancuran (apo„leias) termasuk berarti pemisahan dari Tuhan dan kehilangan kekal (cf. 2 Thess 1:8-9). Berbeda dengan lawan mereka, jemaat Filipi akan mengalami keselamatan (humo„n de so„te„rias), yaitu berkat bersama dengan Tuhan dalam damai dimasa depan. Itu bisa berarti keselamatan kata so„te„rias dalam konteks ini (lihat pembahasan so„te„rias dalam 1:20). Semua ini, termasuk lawan mereka, teguh berdiri, dan keselamatan (dan kehancuran lawan) dari Tuhan (apo theou).

Kata Untuk (oti) menunjukan bahwa yang mengikuti dalam v. 28 merupakan penjelasan dari sebelumnya. Pertanyaan yang muncul sangat berhubungan. Mungkin paling baik mengerti itu sebagai penjelasan kenapa jemaat Filipi jangan gentar, yaitu karena Tuhan mengatur penderitaan mereka. Sebagai orang percaya ini suatu penghiburan dalam penderitaan, mengetahui bahwa Bapa disurga mengontrol semua itu.

Paulus berkata bahwa 2 hal dipercayakan (echaristhe„) kepada orang Filipi dan kepadanya yaitu percaya dan menderita, untuk Kristus. Kata “dipercayakan” sama dengan kata kerja yang Paulus gunakan ditempat lain untuk berbicara tentang keselamata Tuhan, diberikan secara Cuma-cuma bagi yang percaya (cf. Eph 2:8-9; Rom 8:32; 1 Cor 2:12). Perhatikan disini kata kerja dalam bentuk pasif, menunjuk pada aktifitas Tuhan dan itu dalam bentuk lampau (aorist dalam Yunani). Maka dari itu “dipercayakan” penderitaan muncul saat mereka percaya. Maka, Tuhan memiliki rencara hidup bagi anaknya untuk dilaksanakan disaat pertama mereka percaya. Jelas Tuhan memiliki rencana bagi kita sejak kekekalan (Eph 1:4), tapi focus Paulus disini adalah dari saat pertama kita percaya dan kedepannya. Perlu diketahui bahwa menganggap iman jemaat Filipi sebagai sesuatu yang dipercayakan Tuhan pada mereka (cf. Eph 2:8-9). Teologi yang serupa muncul lagi dalam Phil 2:12-13 berkaitan dengan pengudusan.

Kita juga memperhatikan bahwa “kepercayaan” dan “penderitaan” dipercayakan atas nama Kristus (to huper christou). Maksud Paulus adalah seperti Kristus menderita ditangan orang berdosa agar bisa menyediakan keselamatan (cf. 2:6-11), demikian juga jemaat Filipi sekarang memiliki kesempatan untuk menderita bagi Tuhan mereka. Murid tidak lebih tinggi dari gurunya. Itu tidak hanya menunjukan jemaat Filipi menderita karena mereka berhubungan dengan nama Kristus. Tapi lebih dalam dari itu (cf. Phil 3:10-11). Mereka menderita karena seorang yang mereka kenal dan kasihi dan yang mereka nantikan dari surga (3:20). Ini mungkin pemikiran yang aneh bagi penyembah polytheistic, tapi pengetahuan bahwa itulah kehendak Tuhan bagi mereka untuk menderita bagiNya akan menjadi kuasa yang menguatkan.

Paulus sekarang kembali kehidupnya sebagai teladan bagi mereka yang ingin menjalankan pergumulan untuk injil dan melakukannya atas nama Kristus. Paulus berkata bahwa dia mengalami pergumulan yang sama seperti jemaat Filipi dan mereka telah melihat dia menghadapinya sebelumnya. Ini mungkin menunjuk pada kunjungan pertamanya ke Filipi—perjalanan misi keduanya—ditulis dalam Acts 16. Untuk itu Paulus (dan Silas) ditelanjangi dan disiksa karena fitnah pemilik budak perempuan dan kerumunan yang juga menyerang mereka (16:16-24). Penjaga penjara dan keluarganya, juga Lydia—semua yang percaya dalam Acts 16 dan mungkin tetap menjadi anggota jemaat Filipi saat Paulus mengirim surat ini—termasuk mereka yang melihat Paulus menghadapi pergumulan itu. Karena Phil 1:30 menunjukan bahwa jemaat Filipi memiliki konflik yang “sama” dengan Paulus saat dia menulis surat ini (i.e., penindasan dari Roma) kelihatannya mereka juga menderita karena warga sekotanya—i.e., warga Roma (lihat pembahasan 1:28 keatas). Kata conflict (ago„n) muncul 4 kali dari Paulus (Col 2:1; 1 Thess 2:2; 1 Tim 6:12; 2 Tim 4:7) dan kata kerja yang mirip ago„nizomai 6 kali (1 Cor 9:25; Col 1:29; 4:12; 1 Tim 4:10; 6:12; 2 Tim 4:7). Dia menggunakannya untuk menunjukan suatu pergumulan yang sangat, termasuk pergumulan batin. Tujuan dari pergumulan itu termasuk kesulitan yang dialami selama menyebarkan injil dan mendewasakan orang percaya (Col 1:28-2:1).

IV. Prinsip untuk Aplikasi

Walau kita di Amerika dan Kanada tidak menderita sama seperti Filipi, aplikasi berikut datang dari teks:


77 Ayat 27-30 adalah satu kalimat panjang dalam teks Yunani dengan politeuesqe sebagai kata kerja utama.

78 Gerald F. Hawthorne, Philippians, Word Biblical Commentary, vol. 43, ed. Ralph P. Martin (Waco, TX: Word Books, 1983), 56.

79 Tapi lihat Fee, Philippians, 163-66; Martin, Philippians, 83.

80 BAGD, s.v. sunaqlew.

81 Gerald F. Hawthorne, Philippians, Word Biblical Commentary, ed. Ralph P. Martin, vol. 43 (Waco, TX: Word Books, 1983), 57. Sebagian penafsir berpendapat bahwa Paulus disini menggambarkan gambaran seorang gladiator dan dia melihat jemaat Filipi sebagai gladiator dalam arena iman. Sebagian lagi merasa suatu penderitaan dalam bagian ini. Mungkin kedua elemen ada secara umum. Lihat O’Brien, Philippians, 150-51.

82 Michael Green, 2 Peter and Jude, Tyndale New Testament Commentaries, rev. ed., ed. R. V. G. Tasker (Grand Rapids: Eerdmans, 1987), 171-72.

83 Materi disini sebagian besar dari pembahasan “iman” (pistis) dalam BAGD, 662-665. Pembaca didorong untuk membaca Rudolph Bultmann, TDNT, 6:174-228 untuk pembahasan lebih lanjut tentang kelompok kata “iman”.

84 Lihat Martin, Philippians, 83.

85 Cf. BAGD, 727.

86 O’Brien, Philippians, 152; Martin, Philippians, rev. ed., 89.

87 W. Harold Ware, “1 Corinthians,” in The Expositor’s Bible Commentary, vol. 10, ed. Frank E. Gaebelein, (Grand Rapids: Zondervan, 1976), 294.

88 Cf. O’Brien, Philippians, 153, who discusses the unlikelihood of Jewish opposition.

89 Homer A. Kent, Jr., “Philippians,” in The Expositor’s Bible Commentary, vol. 11, ed. Frank E. Gaebelein (Grand Rapids: Zondervan, 1978), 119.

90 Dia secara kasar menunjuk mereka sebagai “mutilators of the flesh (not peritomh, but katatomh).

91 Kata ini, bersama dengan apolllumi, olethros, and kolasis, sering menunjuk pada penderitaan kekal dineraka (cf. 2 Thess 1:9.

92 Fee, Philippians, 167.

93 O’Brien, Philippians, 153.

94 BAGD, s.v., endeixis.

95 BAGD, s.v., endeixis. Fee, Philippians, 169, fn 55.

96 Jika ada pendapat lain tentang siapa lawan jemaat Filipi, itu mungkin langsung tenggelam dalam kesadaran mereka untuk menghindari kesalahan.

Previous PageTable Of ContentsNext Page